RADARJAKARTA.ID | Bekasi – Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror menangkap seorang pedagang donat berinisial DF di sebuah ruko di Rawalumbu, Kota Bekasi, Selasa (3/9/2024). Dua pelaku diduga terlibat dalam aksi terorisme.
Kedua terduga teroris tersebut berinisial DFA (28) dan FNA (25).
DFA ditangkap di sebuah ruko di Rawalumbu, Kota Bekasi.
Sehari-hari, DFA berprofesi sebagai penjual donat.
Ketua RT 05 RW 04, Suminta, mengungkapkan bahwa DF tidak pernah melapor kepada pengurus RT, sehingga Suminta tidak mengenalnya.
Terkait penangkapan terhadap DFA, Suminta mengaku juga tidak mengetahui prosesnya. Dia hanya sempat bertemu DFA saat dirinya dipanggil ke Kelurahan Bojong, Rawalumbu.
“Saya tadi di telepon Bimaspol, suruh menghadap kelurahan, ternyata pelaku sudah ada di dalam mobil dan kita gak tahu penangkapannya di mana,” ucapnya.
Barulah setelah dari kelurahan, dirinya ikut mendampingi proses penggeledahan di ruko milik terduga teroris itu. Ruko itu beralamat di Jalan Makrik RT 05 RW 04, Rawalumbu, Kota Bekasi.
Setelah menangkap DFA, Densus 88 Antiteror kemudian melakukan penggeledahan di sebuah bengkel sepeda motor di Jalan Pahlawan, Kelurahan Duren Jaya, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi, Selasa.
Dalam penggeledahan ini, Densus 88 menangkap pria berinisial FNA (25) bersama ayahnya yang ikut diamankan.
Ketua RT setempat, Ismail mengaku sudah mengetahui terlebih dahulu informasi tentang penggeledahan bengkel terduga teroris di wilayahnya.
Ia sempat dihubungi pihak kepolisian dan diminta bungkam terkait rencana penggeledahan terduga teroris tersebut.
“Memang intel itu beberapa hari lalu, udah minta nomer saya, saya disuruh keep (menjaga informasi) jangan ngomong dulu sampai padabhari ini udah dilakukan penjemputan, informasi itu udah saya dapat sejak bulan Juli sih, dua bulan yang lalu,” kata Ismail, Selasa.
Menurut Ismail, FNA dikenal sebagai pribadi yang tertutup.
FNA jarang bersosialisasi dan hanya beraktivitas di luar rumah saat bekerja serta beribadah.
“Anak ini aktivitasnya hanya dari rumah ke bengkel, bantu orangtua balik ke rumah ke masjid, kalau ada tahlilan juga sering ikut, tidak ada yang mencurigakan dari dia (FNA), tapi saja dia sedikit lebih tertutup gitu,” pungkasnya.