RADAR JAKARTA| Jakarta – Suasana di Kantor Kementerian Pertanian RI pada Senin (25/2/2025) tampak berbeda dari biasanya. Puluhan mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Pertanian dari berbagai universitas di Indonesia berkumpul untuk menyampaikan harapan dan aspirasi mereka terkait masa depan sektor pertanian nasional.
Dalam forum diskusi yang berlangsung dinamis, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman tampil dengan sikap tegas, memaparkan strategi besar pemerintah dalam mewujudkan swasembada pangan serta memperkuat sektor pertanian. Antusiasme mahasiswa terlihat jelas, mereka tidak hanya menyimak, tetapi juga mengajukan pertanyaan tajam yang mencerminkan kepedulian mereka terhadap isu-isu pertanian.
Dukungan Mahasiswa terhadap Kepemimpinan Menteri Amran
Muhammad Tafiqul Siregar, Ketua BEM Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, menyatakan keyakinannya terhadap kebijakan yang dijalankan Menteri Amran. Ia menilai keberanian dan keterbukaan sang menteri sebagai elemen krusial dalam membawa perubahan nyata.
“Pak Amran memiliki ketegasan dan transparansi dalam kepemimpinan. Saya yakin, dengan beliau memimpin, pertanian Indonesia bisa mencapai swasembada pangan,” ujar Tafiqul.
Senada dengan Tafiqul, Nursolihin, Ketua BEM Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura, menekankan pentingnya kepemimpinan yang responsif dalam menghadapi tantangan pertanian. Ia mengapresiasi respons cepat Menteri Amran dalam menangani berbagai permasalahan di sektor ini.
“Pak Amran sangat tanggap terhadap setiap persoalan pertanian. Kami berharap kebijakan swasembada pangan bisa menjadi solusi bagi krisis pangan yang tengah melanda Indonesia,” katanya.
Mahasiswa Serukan Kebijakan yang Berpihak pada Petani
Tidak hanya membahas swasembada pangan, mahasiswa juga menyoroti pentingnya kebijakan yang berpihak kepada petani di berbagai daerah. Gregori, Ketua BEM Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana, Nusa Tenggara Timur (NTT), menekankan bahwa petani harus mendapatkan dukungan yang lebih kuat agar mampu menghadapi tantangan ketahanan pangan di wilayah mereka.
“Sebagai putra NTT, saya sangat mengapresiasi bahwa aspirasi kami didengarkan dan diterjemahkan dalam kebijakan pertanian nasional,” ujarnya.
Sementara itu, Alwi Sofyan dari Institut Pertanian STIPER Yogyakarta menambahkan bahwa ketahanan pangan tidak hanya bergantung pada produksi, tetapi juga distribusi dan akses yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia.
“Melalui program swasembada pangan, kami berharap lahan pertanian dapat dimanfaatkan secara optimal, distribusi pupuk terjamin, dan kebijakan lainnya diterapkan untuk menjadikan Indonesia negara yang mandiri dalam ketahanan pangan,” ungkapnya.
Optimisme Masa Depan Pertanian Indonesia
Diskusi di Kantor Kementerian Pertanian bukan sekadar pertemuan formal, tetapi menjadi jembatan antara mahasiswa—calon pemimpin masa depan—dan pemangku kebijakan yang menentukan arah pertanian Indonesia. Para peserta kembali dengan optimisme bahwa ketegasan Menteri Amran bukan sekadar janji, melainkan komitmen nyata untuk membangun pertanian yang kuat dan berdaya saing.
Di tengah tantangan global yang semakin kompleks, satu hal yang pasti: semangat dan optimisme untuk mewujudkan swasembada pangan terus tumbuh di hati para mahasiswa pertanian Indonesia. Mereka yakin bahwa dengan kebijakan yang tepat dan dukungan dari seluruh elemen bangsa, sektor pertanian Indonesia dapat menjadi pilar utama ketahanan dan kedaulatan pangan nasional. | Rul*