RADAR JAKARTA | Jakarta – Wakil Menteri Transmigrasi, Viva Yoga Mauladi, mengungkapkan rasa syukurnya atas pembentukan Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih oleh Presiden Prabowo Subianto. Menurutnya, pembentukan koperasi ini sejalan dengan visi dan platform yang telah ditetapkan oleh Kementerian Transmigrasi.
“Dibentuknya Kopdes Merah Putih selaras dengan visi dan platform dibentuknya Kementerian Transmigrasi,” ujarnya kepada wartawan di Jakarta pada Rabu, 6 Maret 2025.
Viva Yoga menegaskan bahwa koperasi memiliki peran yang sangat penting dalam pembangunan kawasan transmigrasi.
Sebelumnya, pada November 2024, dirinya bersama Menteri Transmigrasi Iftitah Sulaiman mengadakan pertemuan dengan Menteri Koperasi Budi Arie dan Wakil Menteri Koperasi Ferry Juliantono di Kantor Kementerian Koperasi.
Dalam pertemuan tersebut, berbagai hal dibahas, termasuk eksistensi dan pengembangan koperasi, pemberdayaan ekonomi, serta komitmen untuk serius membangun koperasi di kawasan transmigrasi.
“Dalam pertemuan itu, Kementerian Koperasi juga menyatakan siap memberikan dukungan pembiayaan koperasi di kawasan transmigrasi lewat Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB),” tambahnya.
Saat ini, tercatat sudah ada lebih dari 3.500 koperasi yang terbentuk di kawasan transmigrasi. Dengan kehadiran Kopdes Merah Putih di 70.000 desa di seluruh Indonesia, Viva Yoga merasa senang karena tidak hanya jumlah koperasi di kawasan transmigrasi bertambah, tetapi juga membuka peluang untuk pembentukan koperasi di daerah-daerah yang sebelumnya tidak ada koperasi.
Viva Yoga menekankan bahwa koperasi yang ada di kawasan transmigrasi perlu dibina agar orientasi bisnisnya jelas dan dapat menjadi usaha ekonomi yang mengembangkan kawasan pertumbuhan baru.
“Koperasi-koperasi ini harus dimaksimalkan untuk memberikan manfaat kepada para anggota, warga transmigran, dan masyarakat sekitar,” ujarnya.
Lebih lanjut, mantan anggota Komisi IV DPR ini menjelaskan bahwa program transmigrasi tidak hanya bertujuan untuk memindahkan penduduk guna menjaga wilayah NKRI dan meningkatkan taraf hidup masyarakat, tetapi juga menciptakan kawasan pertumbuhan baru.
Kawasan transmigrasi, kata Viva Yoga, bukan hanya sebagai sentra tanaman pangan, seperti beras, tetapi juga sebagai tempat tumbuhnya berbagai komoditas tanaman lainnya seperti kakao, sawit, nanas, jeruk, alpukat, durian, dan pisang.
Oleh karena itu, produksi komoditas-komoditas ini perlu dikelola oleh koperasi dan dikolaborasikan dengan pengusaha lokal maupun nasional.
“Produksi dari perkebunan inilah yang bisa menjadi komoditas unggulan Kopdes dari kawasan transmigrasi,” tuturnya.
Viva Yoga juga mengungkapkan bahwa pola ini sesuai dengan arahan Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, yang mengatakan bahwa Kopdes akan menampung hasil pertanian dari desa.
“Pak Menko Pangan mengatakan dari desa menjadi pusat kegiatan ekonomi,” ujarnya.
Pembentukan Kopdes Merah Putih di seluruh Indonesia, menurut Viva Yoga, merupakan bagian dari pengimplementasian amanat Pasal 33 UUD NRI Tahun 1945 dan juga mengusung semangat yang diajarkan oleh pendiri bangsa, Mohammad Hatta.
“Bung Hatta banyak menyampaikan pemikiran substantif tentang koperasi,” ujarnya.
Viva Yoga mengutip pandangan Bung Hatta, yang menyebut koperasi sebagai jalan untuk menghimpun kekuatan ekonomi yang lemah menjadi kuat melalui pengelolaan secara kolektif.
“Koperasi memiliki kesamaan dengan sistem sosial asli bangsa Indonesia, yaitu kolektivisme,” ujarnya. “Sehingga koperasi sesuai dengan budaya bangsa kita,” tambahnya.
Dengan dibentuknya Kopdes Merah Putih, Viva Yoga berharap koperasi-koperasi di kawasan transmigrasi dapat memberikan kontribusi nyata dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi baru yang merata di seluruh Indonesia.