Radarjakarta.id | JAKARTA – Tim Nasional Kebaya Indonesia, dipimpin Lana Koentjoro, menggelar Parade Kebaya Nasional di Senayan pada tanggal 21 Juli 2024 dalam rangka menyambut Hari Kebaya Nasional yang akan diperingati pada tanggal 24 Juli 2024.
Perayaan ini juga dilaksanakan secara serentak di delapan kota lainnya di Indonesia, termasuk Bandung, Surabaya, Aceh, Medan, Palembang, Lampung, Makassar, Samarinda.
Parade Kebaya Nasional di Senayan menampilkan berbagai jenis kebaya dari berbagai daerah di Indonesia, memperlihatkan keindahan dan keragaman budaya Indonesia.
Ribuan peserta, mulai dari desainer kebaya ternama, putri Indonesia, hingga masyarakat umum, turut serta dalam parade ini dengan mengenakan kebaya yang elegan dan berwarna-warni. Selain itu, acara ini juga dimeriahkan dengan pertunjukan seni tradisional reok, musik kolintang, angklung, dan fashion show Kebaya.
Di masing-masing kota, parade kebaya ini juga disambut dengan antusias oleh masyarakat setempat. Setiap kota memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri dalam merayakan Hari Kebaya Nasional, dengan menampilkan kebaya khas daerah masing-masing dan menggelar berbagai kegiatan budaya yang melibatkan komunitas lokal.
Menurut Lana T.Koentjoro Ketua Tim Nasional Kebaya Indonesia, acara ini bertujuan untuk mempromosikan dan melestarikan kebaya sebagai warisan budaya nasional, sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga dan menghargai kekayaan budaya Indonesia.
“Perayaan Hari Kebaya Nasional ini diharapkan dapat menginspirasi generasi muda untuk terus mencintai dan melestarikan kebaya, serta membanggakan warisan budaya Indonesia di kancah internasional,” ujar Lana.
Parade Kebaya Nasional di Senayan menampilkan berbagai jenis kebaya dari berbagai daerah di Indonesia, memperlihatkan keindahan dan keragaman budaya Indonesia. Ratusan peserta, mulai dari desainer kebaya ternama, Putri Indonesia, hingga masyarakat umum, turut serta dalam parade ini dengan mengenakan kebaya yang elegan dan berwarna-warni. Selain itu, acara ini juga dimeriahkan dengan pertunjukan seni tradisional reok Ponorogo, kolintang, angklung, fashion show kebaya, dan berbagai kegiatan budaya lainnya yang dipertunjukkan oleh anak-anak dari Komunitas BAIK.
Di masing-masing kota, parade kebaya ini juga disambut dengan antusias oleh masyarakat setempat. Setiap kota memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri dalam merayakan Hari Kebaya Nasional, dengan menampilkan kebaya khas daerah masing-masing dan menggelar berbagai kegiatan budaya yang melibatkan komunitas lokal.
Menurut Ketua Tim Nasional Kebaya Lan T.Kooentjoro, acara ini bertujuan untuk mempromosikan dan melestarikan kebaya sebagai warisan budaya nasional, sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga dan menghargai kekayaan budaya Indonesia. Perayaan Hari Kebaya Nasional ini diharapkan dapat menginspirasi generasi muda untuk terus mencintai dan melestarikan kebaya, serta membanggakan warisan budaya Indonesia di kancah internasional.
Selain parade dan atraksi fashion show ibu dan ank, acara ini juga akan menghadirkan Wantimpres Presiden Sudarto Danusubroto, Menteri Perlindungan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga, Putri Indonesia 2024 dan Miss Supranational Harashta Haifa Zahra, Puteri Indonesia Jawa Tengah 2024 Kania Pramest, alumni Swara Mahardika untuk berbagi pengetahuan dan wawasan mengenai sejarah dan perkembangan kebaya. Hal ini diharapkan dapat memperkaya pemahaman masyarakat mengenai kebaya dan mengukuhkan posisinya sebagai salah satu ikon budaya Indonesia.
Tim Nasional Kebaya Indonesia yang dipimpin Lana T.Koentjoro bersama 11 organisasi perempuan patut bersyukur karena apa yang mereka perjuangkan dengan gigih, akhirnya berbuah manis dengan terbitnya Kepres nomor 19 Tahun 2023 tentang Hari Kebaya Nasional.
“Kegiatan ini diselenggarakan atas kerjasama dengan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA), dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek),” tutur Lana Koentjoro.
Lana berharap, Kebaya sebagai warisan budaya tak benda diharapkan dapat segera diakui dan dicatat di UNESCO.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga mengatakan, peringatan Hari Kebaya Nasional menjadi kesempatan bagi perempuan untuk mengekspresikan identitas kebangsaan.
“Saya menginginkan hari Kebaya Nasional ini kita dapat membumikan dan mengimplementasikan kebaya sampai kepada anak-anak kita. Ini tentu menjadi momentum bagi kita semua, terutama para ibu-ibu, karena kebaya merupakan simbol yang mencerminkan identitas kebangsaan Indonesia,” kata Bintang di, Senayan, Minggu (21/7/2024).
“Dengan adanya rangkaian acara ini, diharapkan kebaya tidak hanya menjadi pakaian tradisional yang dipakai pada acara-acara tertentu saja, tetapi juga bisa menjadi bagian dari gaya hidup sehari-hari masyarakat Indonesia. Kebaya diharapkan dapat terus berkembang dan beradaptasi dengan zaman tanpa kehilangan nilai-nilai tradisional yang melekat padanya,” jelas Lana Koentjoro yang juga menahkodai DPP Perempuan Indonesia Maju (PIM).
Perayaan Hari Kebaya Nasional ini merupakan wujud cinta dan bangga terhadap warisan budaya bangsa. Melalui peringatan ini, diharapkan masyarakat Indonesia semakin menghargai dan melestarikan kebaya, serta menjadikannya sebagai salah satu identitas nasional yang dapat dibanggakan di dunia internasional.
Parade Kebaya Nusantara secara serentak juga diselenggarakan di delapan kota yaitu, Aceh, Medan, Palembang, Lampung, Samarinda, Makasar, Surabaya, Bandung.
Di Aceh dan Medan ribuan warga dari berbagai organisasi wanita dan masyarakat sangat antusias menggunakan pakaian Kebaya saat mengikuti Parade Kebaya di Banda Aceh. Bahkan di Medan 6000 peserta memadati alun-alun Balai Kota Medan dengan aneka busana Kebaya.
Di Palembang, 1000 perempuan yang tergabung di Perempuan Indonesia Maju (PIM) Sumsel bekerjasama dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Provinsi Sumsel menggelar Parade Kebaya di pelataran Benteng Kuto Besak (BKB), Palembang.
Ketua PIM Sumsel Helen Ganefo mengatakan, ada seribu peserta yang mengikuti Parade Kebaya di Palembang dan bekerjasama dengan 18 Kecamatan, Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) Sumsel dan komunitas perempuan di Palembang. | Eva*