Radarjakarta.id | JAWA BARAT – Presiden Joko Widodo mengomentari pernyataan Rocky Gerung yang menyebutnya ‘baji**an tolol’ dalam sebuah acara organisasi buruh di Islamic Center Kota Bekasi, Jawa Barat, pada Sabtu (29/07).
Presiden Jokowi mengaku tidak menanggapi perkataan Rocky secara serius, meskipun sejumlah pendukung Jokowi yang menyebut diri Relawan Indonesia Bersatu telah melaporkan Rocky ke pihak Bareskrim.
“Itu hal-hal kecillah. Saya kerja saja,” ujar Jokowi saat memberikan keterangan pers di Senayan Park, Jakarta, Rabu (2/8), kepada media.
Sebelumnya, Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, mendesak akademisi Universitas Indonesia tersebut meminta maaf atas ucapannya yang dianggap menghina presiden dan kini sedang menyiapkan opsi gugatan hukum.
Rocky Gerung mengaku sengaja menyebut Presiden Jokowi sebagai “bajingan” karena “menjual negara ke pengusaha China” demi pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) ketika melakukan kunjungan kerja ke China beberapa waktu lalu.
koalisi ke koalisi lain, cari kejelasan nasibnya,” ucap Rocky Gerung.
“Dia pikirin nasibnya sendiri, dia enggak pikirin kita. Itu baji**an yang tolol. Kalau dia bajingan pintar, dia mau terima berdebat dengan Jumhur Hidayat, tapi bajingan tolol sekaligus pengecut. Bajingan tapi pengecut,” tuturnya melanjutkan.
Sebab yang disasar akademisi UI tersebut adalah sosok Jokowi sebagai presiden, bukan pribadi.
Sebagai pejabat publik, sambungnya, adalah hal yang wajar bagi masyarakat untuk berkeluh kesah meskipun menggunakan kata-kata ‘keras’.
“Karena konsekuensi seseorang masuk ke wilayah publik dan memegang jabatan publik adalah dicaci maki, dikritik sekeras-kerasnya. Karena kita sudah masuk ke suatu fase bernegara namanya demokrasi,” jelas Abdul Fickar, Selasa (01/08).
“Jadi sepanjang ditujukan kepada presiden sebagai lembaga, apalagi kebijakannya dengan kata-kata sekeras apapun, itu bukan tindak pidana.”
(Red)*