RADAR JAKARTA | Jakarta – Wakil Menteri Transmigrasi, Viva Yoga Mauladi, mendorong para kepala desa menjadi pelopor dalam pembentukan Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih sebagai bagian dari upaya memperkuat ekonomi desa. Hal ini disampaikannya saat menjadi pembicara kunci dalam webinar “Curah Pendapat” bertema “Dari Desa untuk Indonesia: Menyuarakan Harapan, Merajut Masa Depan”, yang diselenggarakan oleh Village Funnel dan diikuti oleh jajaran pengurus APDESI serta kepala desa dari seluruh Indonesia.
Dalam kesempatan tersebut, Viva Yoga menyampaikan kebanggaannya atas keberhasilan program transmigrasi yang telah terbukti mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat sejak pertama kali dilaksanakan pada 1950. “Ada perubahan nyata dalam kehidupan masyarakat setelah ikut program transmigrasi. Ini patut kita syukuri,” ujarnya.
Ketua MPO DPP APDESI, Agung Heri, ST., MM., yang turut membuka acara, menegaskan bahwa keberhasilan transmigrasi telah melahirkan banyak desa baru dan membuka akses pembangunan di berbagai wilayah.
Viva Yoga mengungkapkan, animo masyarakat terhadap transmigrasi masih tinggi. Pada 2024, tercatat sebanyak 7.000 pendaftar dari Jawa, Bali, dan NTB, namun baru 123 kepala keluarga yang berhasil diberangkatkan. Minimnya jumlah tersebut disebabkan oleh keterbatasan kuota pemberangkatan, mengingat pada masa itu program transmigrasi masih berada di bawah salah satu direktorat jenderal di Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi.
Kini, di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, transmigrasi dijadikan kementerian tersendiri guna mewujudkan salah satu poin Asta Cita, yakni membangun dari desa dan dari bawah demi pemerataan ekonomi serta pengentasan kemiskinan.
“Program transmigrasi telah melahirkan 1.567 desa baru yang tersebar di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku Utara, dan Papua. Meskipun secara administratif desa-desa ini sudah diserahkan ke pemda dan Kemendagri, tanggung jawab pengembangan ekonomi kawasan transmigrasi tetap menjadi tugas Kementerian Transmigrasi,” jelas Viva.
Ia menambahkan bahwa paradigma baru transmigrasi kini lebih desentralistik (bottom-up). “Jika pemerintah kabupaten atau kota menginginkan transmigran, maka mereka harus menyediakan lahannya terlebih dahulu,” tegasnya.
Adapun program unggulan yang kini dijalankan Kementerian Transmigrasi antara lain: Transmigrasi Tuntas, Transmigrasi Patriot, Transmigrasi Gotong Royong, Transmigrasi Lokal, dan Transmigrasi Nusa Karya. Viva Yoga secara khusus menyoroti program Transmigrasi Nusa Karya yang bertujuan membangun industri berbasis potensi wilayah di kawasan transmigrasi.
Sejalan dengan visi Asta Cita, ia menyebut bahwa desa kini menjadi fokus utama pembangunan dan pusat pertumbuhan ekonomi. “Desa berperan penting dalam menciptakan keadilan sosial,” ujarnya.
Viva juga menginformasikan bahwa Presiden Prabowo telah menerbitkan Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2025 tentang Percepatan Pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih. Program ini menargetkan pembentukan 80.000 Kopdes di seluruh Indonesia.
Ia mengajak para kepala desa dan lurah untuk menjadi motor penggerak pendirian koperasi tersebut. “Syarat dan ketentuan dapat diakses melalui laman Kementerian Koordinator Pangan yang dipimpin oleh Zulkifli Hasan,” ungkapnya.
Viva optimis bahwa pendirian koperasi desa akan membuka lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat, mencegah praktik rentenir, menyerap gabah petani, hingga mendorong berbagai usaha produktif di desa.
“Saya harap kepala desa memanfaatkan berbagai program pemerintah demi meningkatkan kesejahteraan warga desa,” tutupnya.