Teror Kepala Babi ke Kantor Tempo: Ancaman terhadap Kebebasan Pers

banner 468x60

RADAR JAKARTA|Jakarta – Kantor Tempo menjadi sasaran aksi teror setelah menerima kiriman kepala babi pada Rabu, 19 Maret 2025. Paket mencurigakan itu dikirim dalam kotak kardus berlapis styrofoam dan ditujukan kepada Francisca Christy Rosana atau Cica, seorang wartawan desk politik dan host siniar Bocor Alus Politik.

Paket Mencurigakan
Paket diterima oleh satuan pengamanan (Satpam) Kantor Tempo sekitar pukul 16.15 WIB. Namun, Cica baru membukanya pada Kamis, 20 Maret 2025, pukul 15.00 WIB, setelah kembali dari liputan bersama rekannya, Hussein Abri Yusuf Muda Dongoran.

Bacaan Lainnya
banner 300x250

Hussein yang pertama kali membuka paket itu langsung mencium bau busuk menyengat. Saat lapisan styrofoam diangkat, terlihat kepala babi dengan kedua telinganya yang terpotong. Sontak, Cica, Hussein, dan beberapa wartawan membawa kotak tersebut ke luar gedung.

Pemimpin Redaksi Tempo, Setri Yasra, menegaskan bahwa kiriman tersebut adalah bentuk teror terhadap kebebasan pers. “Kami sedang menyiapkan langkah-langkah selanjutnya sebagai respons atas kejadian ini,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (20/3/2025).

Serangan Lanjutan terhadap Wartawan Tempo
Tak hanya kiriman kepala babi, Hussein juga mengalami insiden mencurigakan pada malam harinya. Saat dalam perjalanan pulang dari Mal Senayan City sekitar pukul 21.50 WIB, ia mendengar suara benturan keras dari bagian belakang mobilnya di kawasan Jalan Layang Antasari.

Ketika mengecek spion, Hussein tidak melihat kendaraan lain, hanya dua orang berboncengan motor yang melaju ke arah Senayan. Karena situasi jalan gelap, ia memutuskan tidak berhenti dan baru memarkir mobil di dekat Museum Polri untuk mengevaluasi kerusakan.

Upaya mencari rekaman CCTV pun nihil. Petugas keamanan di Kementerian PUPR menyatakan tidak ada kamera pengawas yang mengarah ke lokasi kejadian. Hingga kini, kasus perusakan mobil Hussein sebelumnya yang ditangani Polres Jakarta Selatan juga belum menemui titik terang.

Tempo Tak Akan Gentar
Menanggapi teror ini, Setri Yasra menegaskan bahwa Tempo tetap berpegang teguh pada prinsip jurnalistiknya. “Tempo sejak lahir tahun 1971 sudah terbiasa menghadapi tekanan. Kami pernah mengalami badai, bahkan sampai ditutup. Jika hanya teror seperti ini, kami tidak akan mundur,” tegasnya.

Ia menambahkan bahwa Tempo akan terus menjalankan fungsinya sebagai clearing house of information dengan memberitakan fakta yang sebenar-benarnya. “Jika kami berhenti, itu berarti Tempo sudah bubar,” pungkasnya.

Peristiwa ini semakin menegaskan bahwa kebebasan pers di Indonesia masih menghadapi ancaman serius. Hingga kini, belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian mengenai perkembangan penyelidikan kasus ini. (*)

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60