Radarjakarta.id | JAKARTA – Vihara Hemadhiro Mettavati memperingati puncak hari Waisak yang puncaknya jatuh pada hari ini pukul 9″ pagi ini, dihadiri 1000 umat Buddha, baik sipil, TNI, Kepolisian, dan ASN yang beragama Buddha. Para pengunjung disuguhi puluhan jenis makanan dan minuman yang disediakan oleh puluhan stan makanan dan minuman yang disediakan oleh para umat Buddha yang berderma. Acara digelar di pada hari Minggu pagi di Vihara Hemadiro Metavati di jalan Kapuk Raya, Gang Mawar SCB, Jakarta Barat (16/6/2024).
Romo Asun Gautama selaku ketua Vihara Hemadiro Metavati mengatakan pada hari ini (16/6), yayasan Vihara Hemadiro Metavatti menyelenggarakan perayaan puncak upacara Tri Suci Waisak 2568 BE tahun 2024 yang jatuh pukul 9 pagi ini (6/6). Waisak adalah momen istimewa ini ialah untuk memperingati tiga peristiwa besar dalam kehidupan Siddhartha Gautama, Buddha, yaitu kelahiran, pencerahan, dan wafatnya. Qŵ
“Adapun peringatan Tri Suci Waisak adalah kami semua umat Buddha memperingati saat hari kelahiran Guru Agung kami, Pangeran Sidharta di taman Lumbini, pada tahun 623SM,” terang Romo Asun Gautama Ketua Vihara Hemadhiro Mettavati.
Romo Asun Gautama menambahkan Perayaan Waisak ini sudah kami awali pada tanggal 23 mei lalu dengan berbagai kegiatan seperti bakti sosial, layanan kesehatan gratis, dan pembagian sembako bagi semua kalangan masyarakat, golongan, dan agama.
“Perayaan hari ini upacara dimulai dengan menyambut 35 Bhiksu Shangga, para Suhu, Prosesi Puja, menyanyikan lagu malam Suci Waisak dan kelahiran Buddha Gautama, sambutan dari Dirjen Bimas Budha dari Kemenag RI, dilanjutkan dengan upacara dan Do’a untuk bagi semua umat dan bangsa ini,” tambah Romo.
Harapan dari Perayaan Waisak hari ini adalah mari kita sama-sama berjuang agar bisa terbebas dari penderitaan.
“Agar kita bisa mengikuti ajaran dari guru Agung kita, yaitu Sila Samadhi dan Panna, yaitu pandangan benar, pikiran benar, ucapan benar, perbuatan benar, daya upaya benar, perhatianbenar, konsentrasi benar, inilah yang disebut jalan tengah Majima Vattipada,” tutup Romo Asun Gautama.***