Pentaskan Lakon Matahari Papua, Teater Koma Hidupkan Lagi Karya N Riantiarno

banner 468x60

Radarjakarta.id | JAKARTA – Teater Koma akan mementaskan lakon yang menjadi produksi ke-230-nya bertajuk Matahari Papua di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat pada 7–9 Mei 2024 mendatang.

Pertunjukan yang didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation ini merupakan karya naskah terakhir yang ditulis oleh Norbertus Riantiarno atau biasa dipanggil Nano Riantiarno atau N Riantiarno (Alm).

“Karya terakhir ini adalah bentuk dedikasi dan cinta beliau yang tulus terhadap seni pertunjukan. Semoga warisan beliau terus menginspirasi dan menyemangati generasi penerus dalam merayakan dan menghargai kekayaan seni budaya kita,” kata Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation, Renitasari Adrian dalam konferensi persnya di Jakarta. Rabu, (29/05/2024).

Pementasan Matahari Papua juga menjadi salah satu pertunjukan yang amat berkesan bagi Teater Koma karena acara ini diselenggarakan berdekatan dengan hari lahir N Riantiarno pada 6 Juni. Pertunjukan ini juga menjadi pementasan pertama Teater Koma kembali di Graha Bhakti Budaya, setelah beberapa tahun terakhir ini harus berpindah tempat karena renovasi dan situasi pandemi.

“Kembalinya kami tampil di Graha Bhakti Budaya tentunya menjadi sebuah kesan tersendiri karena tempat ini memiliki sejarah dan menjadi saksi bagi beragam pertunjukan dari Teater Koma. Kini kami kembali meski tanpa kehadiran Mas Nano,” ujar Ratna Riantiarno yang juga berperan sebagai produser.

“Tapi sosok sang guru, bapak, saudara, sahabat itu akan selalu menyertai di hati kami. Wejangan dan ajarannya senantiasa hadir di tiap gerak kami. Karena kami tidak akan pernah berhenti bergerak, tidak pernah titik, selalu Koma,” tambah Ratna.

Berlatarkan tempat di wilayah Kamoro, Papua, Matahari Papua mengisahkan seorang pemuda bernama Biwar tumbuh dewasa, di bawah asuhan sang Mama, Yakomina, dan didikan Dukun Koreri. Saat mencari ikan, Biwar menolong Nadiva dari serangan Tiga Biawak, anak buah Naga, yang meneror Tanah Papua.

Biwar bercerita kepada Mamanya, sang Mama justru mengisahkan memori pahit. Papa dan tiga paman Biwar ternyata mati dibunuh Naga. Mama, yang sedang mengandung, lolos lalu melahirkan Biwar. Biwar bertekad balas dendam, membunuh Sang Naga. Apakah Biwar mampu membunuh Naga?

Semenara itu, Rangga Riantiarno selaku Sutradara menjelaskan, naskah pertunjukan Matahari Papua pertama kali ditulis pada 2014, sebagai naskah pendek untuk pertunjukan bertajuk Cahaya dari Papua di Galeri Indonesia Kaya.

“Ketika pandemi merebak dan mengharuskan kita semua berkegiatan di rumah, Pak Nano tetap produktif menulis berbagai karya, salah satunya adalah mengembangkan naskah Cahaya dari Papua dan diberi judul baru Matahari Papua,” jelas Rangga.

Naskah ini, lanjut Rangga, kemudian dikirim secara anonim dalam Rawayan Award, (Sayembara Penulisan Naskah Dewan Kesenian Jakarta) 2022 dan ternyata terpilih sebagai salah satu pemenang.

“Naskah panjang terakhir ini menjadi bukti nyata dedikasi dan semangat tak kenal lelah Pak Nano dalam berkarya, bahkan di masa-masa sulit. Karyanya terus menyinari dunia teater Indonesia dan meninggalkan warisan yang akan selalu dikenang,” pungkasnya.

Pentas kali ini menampilkan Tuti Hartati, Lutfi Ardiansyah, Joind Bayuwinanda, Netta Kusumah Dewi, Daisy Lantang, Bayu Dharmawan Saleh, Sir Ilham Jambak, Sri Qadariatin. Ada pula Zulfi Ramdoni, Angga Yasti, Rita Matumona, Dana Hassan, Adri Prasetyo, Andhini Puteri, Dodi Gustaman, Indrie Djati, Pandu Raka Pangestu, Hapsari Andira, Radhen Darwin, Edo Paha, dan masih banyak lagi aktor handal lainnya.

Matahari Papua disutradarai Rangga Riantiarno dan co-sutradara Nino Bukir, didukung oleh tata artistik dan multimedia Deden Jalaludin Bulqini, tata musik Fero A Stefanus, tata rias Subarkah Hadisarjana, tata busana Rima Ananda Omar, tata rambut Sena Sukarya, dan tata cahaya Deray Setyadi.

Kemudian tata gerak Ratna Ully, tata suara Bona, pandu vokal Ajeng Destrian, rancang grafis Saut Irianto Manik, pimpinan produksi Rasapta Candrika dibantu oleh pengarah teknik Tinton Prianggoro serta manajer panggung Sari Madjid Prianggoro dan produser Ratna Riantiarno.

Matahari Papua dipentaskan Jumat, 7 Juni 2024 pukul 19.30 WIB; Sabtu, 8 Juni 2024, pukul 13.00 dan 19.30 WIB; Minggu, 9 Juni 2024, pukul 13.00 WIB; di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki. Adapun harga tiket masuknya sendiri Teater Koma mematok harga mulai dari Rp175 ribu hingga Rp975 ribu.|Ilham*

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60