Radarjakarta.id I Jakarta – Presiden Rusia Vladimir Putin telah memperingatkan ada bahaya serius jika NATO ditarik lebih jauh ke dalam perang Ukraina, terutama jika anggota aliansi itu terus memasok persenjataan militer ke Kyiv.
“NATO, tentu saja, ditarik ke dalam perang di Ukraina, apa yang kita bicarakan di sini,” kata Putin di Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg, pada akhir pekan.
“Pasokan persenjataan militer berat ke Ukraina sedang berlangsung, mereka sekarang mempertimbangkan untuk memberikan jet kepada Ukraina,” imbuhnya seperti dikutip dari media International.
Komentar itu tampaknya mengacu pada jet tempur F-16 yang dibuat beberapa anggota aliansi NATO untuk memasok Ukraina.
NATO, atau Pakta Pertahanan Atlantik Utara, dibentuk setelah Perang Dunia II untuk mempertahankan negara-negara Barat dari Uni Soviet dan aliansi tersebut berisi klausul pertahanan timbal balik di mana serangan terhadap salah satu anggota dianggap sebagai serangan terhadap semua anggota.
Meskipun Ukraina bukan anggota NATO, beberapa anggota NATO telah memasok Kyiv dengan tank, kendaraan lapis baja, dan persenjataan lainnya sehingga memicu ancaman pembalasan dari Rusia. Tank Leopard 2 Jerman, tank Challenger 2 Inggris, dan kendaraan Bradley dan Stryker Amerika termasuk di antara peralatan Barat yang telah dikirim ke Ukraina.
Pada akhir April, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan bahwa sekutu dan mitra NATO telah mengirimkan lebih dari 1.500 kendaraan dan 230 tank ke negara tersebut.
Dalam pidatonya di St. Petersburg, Putin mengatakan Rusia telah menghancurkan tank “termasuk Leopard” di garis depan.
“Dan jika mereka berbasis di luar negeri, tetapi digunakan dalam pertempuran, kita akan melihat bagaimana cara menyerang mereka, dan di mana kita dapat menyerang sarana yang digunakan untuk melawan kita dalam pertempuran,” kata Putin.
“Ini adalah bahaya serius yang makin menyeret NATO ke dalam konflik militer ini,” tambahnya.
Selama pidatonya di forum tersebut, Putin juga menegaskan sejumlah besar senjata nuklir Rusia akan “menjamin” keamanannya, mencatat bahwa Rusia memiliki lebih banyak senjata semacam itu daripada negara-negara NATO.
Menurut Arms Control Association, Rusia memiliki total persediaan sekitar 6.250 hulu ledak nuklir per Januari 2021, sementara AS memiliki lebih dari 5.500 dan dua negara anggota NATO lainnya, Inggris dan Prancis, masing-masing memiliki sekitar 220 dan 290 hulu ledak nuklir.
“Senjata nuklir dibuat untuk menjamin keamanan kami dalam arti luas dan keberadaan negara Rusia,” kata Putin.
“Juga, kami memiliki lebih banyak senjata seperti ini daripada negara-negara NATO. Mereka mengetahuinya dan mereka terus mendorong menuju negosiasi tentang pengurangan.”
Pada Februari, Putin mengatakan dia akan menangguhkan partisipasi Rusia dalam perjanjian pengurangan senjata nuklir New START dengan Amerika Serikat, membahayakan pakta terakhir yang mengatur dua persenjataan nuklir terbesar di dunia. Kementerian Luar Negeri Rusia kemudian mengatakan keputusan itu “dapat dibatalkan”.
Perjanjian itu membatasi jumlah senjata nuklir jarak antarbenua yang dapat dimiliki oleh AS dan Rusia. Terakhir diperpanjang pada awal 2021 selama lima tahun.
Di bawah perjanjian pengendalian senjata nuklir utama, baik Amerika Serikat maupun Rusia diizinkan untuk melakukan inspeksi terhadap lokasi senjata masing-masing. (*)