Radarjakarta.id | JAKARTA – Penyidikan kasus dugaan suap Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), Marsekal Madya (Marsdya) TNI Henri Alfiandi akan dilimpahkan dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ke Pusat Polisi Militer (Puspom) TNI.
Pengambilalihan perkara ini lantaran, Henri Alfiandi merupakan prajurit TNI.
Diketahui, perkara yang menjerat Henri Alfiandi yakni dugaan suap pengadaan proyek alat deteksi korban reruntuhan.
Henri Alfiandi diduga turut menerima aliran suap sejumlah Rp88,3 miliar terkait sejumlah proyek.
Termasuk proyek pengadaan proyek alat deteksi korban reruntuhan.
Ia pun terjaring OTT dan ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan suap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Rabu (26/7/2023).
Namun, Komandan Pusat Polisi Militer (Danpuspom) TNI Marsda Agung Handoko menyebut pihaknya belum menyematkan status tersangka kepada Henri Alfiandi.
Agung menyebut saat ini pihaknya baru mulai akan mendalami kasus ini.
“Belum (kita tetapkan sebagai tersangka), masih baru akan mulai (melakukan pendalaman kasus ini),” ungkap Agung saat konpers di Gedung KPK, Jumat (28/7/2023) sore.
Dijelaskan Agung, Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono merasa kecewa anggotanya terjerat kasus korupsi.
“Terus terang dengan adanya operasi tangkap tangan (OTT) KPK ini, Panglima sangat kecewa dan berkomitmen akan memproses oknum prajurit TNI ini,” ungkap Agung dikutip dari siaran langsung Facebook, Jumat (28/7/2023) sore.
Dalam penyelidikan nanti, pihaknya memastikan akan mengungkap kasus ini dengan transparan.
“Kita berkoordinasi untuk penyelesaikan masalah ini agar lebih baik lagi, kami akan selidiki dengan transparan, supaya penyelesaian ini tidak ada celah lagi untuk pelaku korupsi,” lanjut Agung.
Sebelumnya, Peneliti Pukat UGM, Zaenur Rohman telah mengimbau kepada KPK untuk membangun komunikasi dan kerjasama yang baik dengan Puspom TNI dalam menangani kasus korupsi Kabasarnas ini.
Karena dalam kasus ini pelakunya ada yang berasal dari kalangan sipil dan kalangan militer.
“Tentu ini KPK perlu untuk membangun komunikasi dan kerjasama dengan baik, khususnya dengan Puspom TNI.”
“Kenapa? Karena ada pelaku dari kalangan sipil dan ada pelaku dari kalangan militer,” kata Zaenur, Kamis (27/7/2023).
Kepala Basarnas, Marsdya TNI Henri Alfiandi menjadi tersangka KPK dalam kasus dugaan suap. Dua hari sebelum jadi tersangka, Henri Alfiandi merayakan ulang tahun ke-58.
(Red)*