Viral! Warga Ciledug Kesulitan Beli Gas Bersubsidi, Pemilik Pangkalan Beri Klarifikasi

banner 468x60

Radar Jakarta | Tangerang – Sebuah video yang memperlihatkan cekcok antara warga dan seorang wanita yang diduga pemilik pangkalan gas LPG di Kelurahan Tajur, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang, viral di media sosial.

Dalam video berdurasi 1 menit 55 detik yang diunggah akun X @Heraloebss, tampak warga mengungkapkan kekesalan mereka karena merasa dipersulit saat ingin membeli gas bersubsidi. Padahal, stok gas terlihat melimpah di lokasi tersebut.

Namun, pemilik pangkalan bersikeras bahwa semua tabung yang tersedia sudah dipesan oleh pelanggan lain, sehingga warga yang datang langsung tidak bisa membeli.

“Ini sudah punya orang, intinya ini sudah punya orang,” ujar pemilik pangkalan gas dalam rekaman yang beredar pada Selasa (4/2/2025).

Pernyataan itu memicu emosi warga yang mempertanyakan alasan mereka tidak bisa membeli gas yang tersedia di tempat.

“Kita mau beli, Bu, masa dipersulit? Mau buat apa, mau Ibu timbun?” tanya salah seorang warga.

Dalam video tersebut, pemilik pangkalan lantas menanggapi dengan pernyataan yang semakin membuat warga geram, mengakui bahwa stok tersebut memang akan disimpan.

Kejadian ini pun menuai reaksi luas di media sosial. Banyak warganet yang mengecam dugaan praktik penimbunan gas bersubsidi, bahkan ada yang meminta Presiden Prabowo dan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia turun tangan.

“Dimana-mana orang antre elpiji. Kasihan rakyat kecil!” tulis seorang warganet.

Namun, di tengah ramainya perbincangan, pemilik pangkalan yang menjadi sorotan akhirnya memberikan klarifikasi melalui video yang diunggah ulang akun @babegokilz di Instagram.

Dalam video klarifikasi itu, pemilik pangkalan—yang mengenakan kemeja merah—menjelaskan bahwa tidak ada praktik penimbunan. Menurutnya, gas yang tersedia memang telah dipesan warga sekitar melalui telepon atau WhatsApp.

“Gas masuk sekitar jam 11 siang, warga sudah antre dan kami tetap membagikan. Tapi ada juga warga dari luar yang datang tanpa kami tahu dari mana. Kami khawatir kalau terus dijual bebas, warga sekitar yang sudah memesan malah tidak kebagian,” ujarnya.

Ia pun menuding bahwa video yang viral merupakan bentuk provokasi.

“Sekitar jam 2 siang, seorang ibu datang melihat ada gas di atas truk dan langsung menuduh kami menimbun. Padahal, kami tetap mendistribusikan ke warga. Tapi ibu itu langsung memvideokan dan memviralkannya,” jelasnya.

Pemilik pangkalan menegaskan bahwa perempuan dalam video bukan warga sekitar.

“Kami tidak kenal dia, dia bukan warga sini. Akhirnya video itu menimbulkan salah paham dan merugikan kami,” pungkasnya.

Kasus ini menunjukkan betapa sensitifnya isu distribusi gas bersubsidi di tengah masyarakat. Peristiwa ini juga menjadi pengingat pentingnya komunikasi yang jelas antara agen dan warga, agar tidak terjadi kesalahpahaman yang berujung kegaduhan.***

 

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60