Radarjakarta.id I Jakarta – Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mempertanyakan pihak puskesmas yang tidak curiga saat mengobati keluhan yang dialami NHR (9), korban pemerkosaan S alias UH (65) di Cipayung, Jakarta Timur.
Untuk diketahui, NHR mengeluhkan kemaluannya yang terasa sakit saat buang air kecil setelah ia diperkosa UH sepanjang 2021-2022.
“Kalau membaca sekilas peristiwa dari 2021 sampai 2022, orangtua sudah membawa anak berobat ke puskesmas dan diberi obat. Hanya pertanyaannya, kenapa puskesmas tidak mencurigai apa yang terjadi pada korban?” ujar Wakil Ketua KPAI Jasra Putra, Kamis (15/6/2023).
Menurut Jasra, seharusnya pihak puskesmas perlu menyadari keluhan yang dialami NHR lebih jauh.
Sebab, hal itu akan membuat kasus yang dialami NHR dapat terungkap lebih cepat.
“Apakah karena skrinning di puskesmas terbatas, atau tidak melakukan visum sehingga telat mengenali penyebab alat reproduksi anak sakit selama ini,” jelas Jasra.
Diberitakan sebelumnya, F (32) mengungkapkan, anaknya NHR (9) pernah mengeluhkan kemaluannya terasa sakit saat ia buang air kecil.
“Anak sering duduk sambil menekan-nekan kemaluannya. Kalau pipis, bilangnya sakit. Saya tanya kenapa, katanya kepentok sepeda,” ujar dia di Pinang Ranti, Makasar, Jakarta Timur, Rabu (14/6/2023).
Hal itu membuat F memeriksa kemaluan NHR. Karena ditemukan memar, F membawa NHR ke puskesmas.
“Saya periksa juga, pada memar biru selangkangannya. Saya obatin, bawa ke puskesmas,” imbuh F.
Keluhan yang dialami NHR muncul pada 2021 dan hanya sekali. Setelah itu, ia tidak menerima keluhan apa pun dari NHR. Mulanya, Farida memercayai apa yang dikatakan anaknya. Namun, pada Maret 2023, semuanya terungkap.
Ternyata, keluhan itu muncul karena NHR sudah menjadi korban pemerkosaan UH.
Aksi bejat pelaku terungkap usai NHR menceritakan peristiwa kekerasan seksual yang ia alami kepada temannya, DH (12).
“Dia cerita, ‘Aku pernah ditindihin sama kakek-kakek itu sampai dimasukin punyaku’. DH langsung cerita ke ponakan saya, AP (15),” ungkap F.
F diceritakan bahwa NHR telah menjadi korban pemerkosaan oleh UH sebanyak lima kali. Pemerkosaan terakhir terjadi pada Desember 2022. (*)