RADAR JAKARTA|Yahukimo — Serangan brutal mengguncang wilayah pendulangan emas ilegal di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan. Sebanyak 11 warga sipil dilaporkan tewas dalam aksi pembantaian yang diklaim dilakukan oleh kelompok bersenjata Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat–Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM).
Peristiwa tragis ini terjadi antara Minggu (6/4/2025) hingga Selasa (8/4/2025), tepatnya di dua lokasi berbeda: Lokasi-22 dan Muara Kum. Menurut pernyataan resmi dari Juru Bicara TPNPB Sebby Sambom, kelompok bersenjata Dejen Heluka dan Karis Giban yang berada di bawah komando Kodap III Nduga-Derakma, bertanggung jawab atas serangan tersebut.
“Selama tiga hari berturut-turut, pasukan kami berhasil menewaskan 11 anggota militer Indonesia yang menyamar sebagai penambang emas,” ujar Sebby dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa (8/4/2025). Selain 11 korban jiwa, tiga orang lainnya disebut mengalami luka-luka.
Identitas Korban dan Kondisi Jenazah
Kasatgas Humas Operasi Damai Cartenz 2025, Kombes Yusuf Sutejo, mengonfirmasi dua jenazah korban penyerangan telah diidentifikasi. Kedua jenazah tersebut telah menjalani visum et repertum di RSUD Dekai, Jumat (10/4/2025).
“Hasil visum menunjukkan luka-luka sangat mengenaskan,” ujar Yusuf dalam keterangan tertulis, Jumat (11/4/2025).
Korban pertama adalah pria dewasa dengan luka robek parah di wajah, leher, dan perut. Korban kedua juga pria, mengalami luka tusuk tombak di dada, panah bersarang di perut, serta kedua tangan terputus.
Direktur RSUD Dekai, Glent M. Nurtanio, mengungkapkan bahwa saat tiba di rumah sakit, kondisi jenazah sudah mengalami dekomposisi. “Terbatasnya fasilitas seperti lemari pendingin menjadi tantangan dalam penanganan. Pemeriksaan harus segera dilakukan untuk mencegah risiko infeksius,” jelasnya.
Total 11 Korban Tewas, 9 Jenazah Ditemukan
Yusuf menyebutkan hingga saat ini total sembilan jenazah telah berhasil ditemukan. Satu korban dievakuasi ke Boven Digoel, satu lainnya ke RSUD Dekai, dan lima jenazah masih berada di lokasi Binki menunggu evakuasi lanjutan. Cuaca buruk menghambat proses evakuasi.
Sementara itu, Brigjen Faizal Ramadhani, Kepala Satgas Damai Cartenz, menyebut bahwa korban tewas telah teridentifikasi sebagian, di antaranya Aidil, Sahruddin, Ipar Stenli, Wawan, Feri, dan Bungsu. “Lima lainnya masih dalam proses identifikasi,” ujarnya.
Brigjen Faizal juga menegaskan bahwa penyerangan dilakukan oleh kelompok separatis dari Kodap XVI Yahukimo dan Kodap III Nduga. Serangan diketahui oleh aparat keamanan pada Senin malam (7/4/2025).
Evakuasi dan Korban Selamat
Evakuasi terhadap korban selamat dilakukan pada Rabu (9/4/2025). Sebanyak 35 pendulang emas berhasil diselamatkan dan dibawa ke Kampung Mabul, Distrik Koroway, Kabupaten Asmat.
Selain itu, 12 penambang lainnya selamat setelah melarikan diri dengan menggunakan motor air ke Pelabuhan Logpon, Distrik Dekai. Namun, delapan orang masih dalam pencarian.
“Dua warga sipil bernama Dani dan istrinya, Gebi, diduga disandera oleh kelompok bersenjata,” tambah Brigjen Faizal.
Pengejaran Pelaku
Aparat gabungan TNI dan Polri kini terus memburu para pelaku dan telah menempatkan pasukan di titik-titik rawan untuk menjamin keamanan masyarakat. Operasi pengejaran dan evakuasi korban masih terus dilakukan.
| Laporan: Lukas*
Editor: Redaksi RadarJakarta