Banjir Parah di Depok: Sejumlah Wilayah Terendam, Evakuasi Warga Berlangsung

banner 468x60

RADAR JAKARTA|Depok – Hujan deras yang mengguyur Depok sejak Senin (3/3) malam hingga Selasa (4/3) dini hari menyebabkan banjir di sejumlah wilayah. Ketinggian air bervariasi, dengan titik terdalam mencapai 1,5 meter.

Salah satu daerah yang terdampak parah adalah Sawangan. Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Depok melakukan evakuasi warga yang terjebak banjir menggunakan perahu karet. Dalam unggahan di akun Instagram resmi Damkar Depok, terlihat petugas menyusuri permukiman, mengevakuasi warga, bahkan menggendong mereka keluar dari rumah yang sudah terendam air.

Selain Sawangan, banjir juga merendam Perumahan Sawangan Asri, RT 04 RW 04 Kelurahan Cilangkap, Kecamatan Tapos, serta area parkir Gedung DPRD Depok. Di RT 04 RW 04 Sawangan, sebuah rumah dilaporkan hancur akibat derasnya arus banjir.

Di Pancoran Mas, Jalan Pitara Gang Bakti dan perempatan Mampang juga terdampak. Rasya, warga RT 04 RW 04 Cilangkap, menyebut banjir terjadi akibat air meluap dari kawasan lebih tinggi. “Air dari lingkungan atas turun ke sini karena sungai tidak mampu menampung debitnya. Akhirnya, masuk ke rumah warga,” ujarnya. Sekitar 20 rumah di wilayahnya terdampak banjir, memaksa warga membersihkan rumah saat sahur.

Adit, warga lain, menambahkan bahwa banjir semakin parah karena hujan berlangsung lama. “Biasanya, kalau hujan deras satu atau dua jam, air masuk sampai sebetis. Tapi kalau hujannya terus-menerus seperti tadi malam, banjirnya lebih tinggi dan lama surutnya,” katanya.

Dampak Proyek Perumahan Tanpa Izin

Selain faktor cuaca, pembangunan perumahan tanpa memperhatikan aspek lingkungan juga menjadi penyebab banjir. Di Cepit, Kelurahan Jatimulya, Kecamatan Cilodong, warga mengeluhkan proyek hunian yang diduga tidak memiliki izin lingkungan. Perumahan ini dibangun di atas lahan rawa yang seharusnya menjadi area resapan air.

Ketua RT 04 RW 08 Jatimulya, Teguh Wiguna, menyatakan bahwa pengembang tidak pernah meminta izin warga. “Kami belum pernah menandatangani surat izin lingkungan. Tapi mereka sudah menjual rumah,” ujarnya.

Ibra, Ketua RT 5 RW 2, menambahkan bahwa pembangunan perumahan tanpa sistem drainase yang memadai menyebabkan banjir di Perumahan Griya Melati Mas. “Tanah ditimbun, saluran pembuangan air tidak memadai. Akibatnya, perumahan baru ini malah menyebabkan banjir ke daerah sekitar,” katanya.

Ketua LPM Jatimulya, Amsori, menyebut bahwa perumahan tersebut bahkan tidak memiliki papan nama proyek. “Setiap hujan, pasti banjir. Warga berencana menempuh jalur hukum terhadap pengembang,” tegasnya.

Di sisi lain, perwakilan pengembang, Mohammad, mengklaim bahwa pihaknya telah mengantongi izin mendirikan bangunan (IMB). “Tanpa IMB, bank tidak akan menyetujui KPR. Kami juga siap berdiskusi dengan warga yang terdampak banjir,” ujarnya.

Peringatan Banjir dari BPBD Jakarta

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta mengeluarkan peringatan banjir kiriman bagi warga di bantaran Sungai Ciliwung. Pos pantau di Depok sempat mencapai status Siaga 1 pada pukul 00.40 WIB.

BPBD mengimbau warga di kawasan Srengseng Sawah, Lenteng Agung, Pejaten Timur, Cawang, Kampung Melayu, dan sekitarnya untuk waspada. “Ketinggian pos pantau Depok mencapai 350 cm, hujan masih turun. Warga di sepanjang bantaran sungai diminta berhati-hati,” tulis BPBD dalam unggahan di media sosial.

Hingga berita ini diturunkan, petugas masih melakukan evakuasi dan warga berharap banjir segera surut.*

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60