RADAR JAKARTA|Medan – Seorang personel Direktorat Narkoba Polda Sumatera Utara, Ipda RS, diduga melakukan penipuan terhadap rekan sesama anggota kepolisian, Bripka Shcalomo. Ipda RS menjanjikan kelulusan dalam tes Sekolah Inspektur Polisi (SIP) dengan imbalan sejumlah uang. Akibatnya, Bripka Shcalomo mengalami kerugian sebesar Rp 850 juta.
Bripka Shcalomo, yang bertugas di Polsek Pahae Jae, Polres Tapanuli Utara (Taput), telah melaporkan kasus ini ke Propam Polda Sumut dan Direktorat Kriminal Umum (Krimum) Polda Sumut melalui kuasa hukumnya, Olsen Tobing.
“Kami membuat laporan pengaduan ini pada tahun 2024, satu ke Propam Polda Sumut, satu lagi ke Krimum,” kata Olsen kepada wartawan, Jumat (21/2/2025).
Modus Penipuan: Janji Kelulusan Sekolah Perwira
Menurut Olsen, kasus ini bermula pada Desember 2023 ketika Ipda RS menawarkan bantuan kepada Bripka Shcalomo agar lulus seleksi SIP dengan syarat membayar Rp 600 juta. Karena keduanya merupakan teman satu angkatan saat pendidikan bintara, Bripka Shcalomo percaya dan mentransfer uang tersebut pada 6 Desember 2023.
Namun, setelah pengumuman hasil seleksi keluar, Bripka Shcalomo ternyata tidak lulus. Saat dikonfirmasi, Ipda RS berdalih bahwa Shcalomo masih berpeluang lolos dalam gelombang kedua, tetapi harus menambah uang sebesar Rp 250 juta pada April 2024.
Setelah pembayaran kedua dilakukan, Bripka Shcalomo tetap tidak lulus seleksi. Ia pun meminta pengembalian uangnya, tetapi Ipda RS terus beralasan dan tidak mengembalikan dana tersebut.
Merasa ditipu dan tidak mendapatkan kepastian, Bripka Shcalomo akhirnya melaporkan kasus ini secara resmi pada Oktober 2024. Saat ini, laporan tersebut tengah diproses oleh pihak berwenang.
Kasus ini menjadi sorotan publik, mengingat keterlibatan aparat kepolisian dalam dugaan tindak pidana penipuan. Masyarakat berharap pihak berwenang dapat mengusut tuntas kasus ini dan memberikan keadilan bagi korban. | Al Pane*
