Haidar Alwi: Jangan Terjebak Upaya Pecah Belah Prabowo dan Jokowi

Haidar Alwi: Jangan Terjebak Upaya Pecah Belah Prabowo dan Jokowi
Haidar Alwi: Jangan Terjebak Upaya Pecah Belah Prabowo dan Jokowi
banner 468x60

RADAR JAKARTA | Jakarta – Pendiri Haidar Alwi Care dan Haidar Alwi Institute, Haidar Alwi, menegaskan bahwa upaya memecah belah Presiden Prabowo Subianto dan Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) adalah bentuk strategi politik lama yang harus diwaspadai. Ia melihat bahwa pihak-pihak yang mencoba membenturkan keduanya tidak menginginkan stabilitas pemerintahan yang kuat dan solid.

Haidar Alwi menyoroti berbagai upaya pecah belah domba yang muncul belakangan ini, yang beredar luas di media sosial. Menurutnya, pola ini bukanlah hal baru dalam dunia politik Indonesia.

Bacaan Lainnya
banner 300x250

“Ada yang ingin membangun narasi bahwa Prabowo dan Jokowi bersaing dalam pemerintahan. Ini bukan hal baru dalam politik Indonesia. Sejak era penjajahan, devide et impera sudah menjadi taktik untuk melemahkan persatuan bangsa,” jelas Haidar Alwi, (Senin, 10 Februari 2025).

Lebih lanjut, Haidar Alwi menyoroti pernyataan Prabowo Subianto saat berbicara di hadapan peserta Kongres XVIII Muslimat Nahdlatul Ulama di Jatim International Expo, Surabaya. Dalam kesempatan itu, Prabowo menegaskan bahwa ada pihak-pihak yang berusaha memisahkannya dari Jokowi, namun ia menganggapnya sebagai hal yang tidak perlu ditanggapi secara serius.

“Ada yang sekarang mau misah-misahkan saya sama Pak Jokowi. Lucu juga untuk bahan ketawa boleh,” ujar Prabowo dalam pidatonya.

Menurut Haidar Alwi, sikap santai Prabowo terhadap upaya adu domba ini menunjukkan bahwa ia adalah pemimpin yang berjiwa besar dan tidak mudah terpengaruh oleh rumor serta intrik politik. Haidar Alwi pun menegaskan bahwa pola adu domba semacam ini bukanlah hal baru, melainkan strategi klasik yang sudah sering digunakan untuk melemahkan pemimpin nasional.

“Jika kita melihat ke belakang, pola ini selalu digunakan untuk memecah belah pemimpin nasional. Dulu, Bung Karno dibenturkan dengan Bung Hatta, Gus Dur dengan Megawati, dan SBY dengan Jusuf Kalla. Kini, Prabowo dan Jokowi yang menjadi sasaran,” ungkap Haidar Alwi.

Haidar Alwi juga menyoroti bagaimana isu yang sama dimainkan dalam berbagai bentuk, mulai dari peristiwa viral di media sosial hingga rumor-rumor politik yang sengaja digoreng oleh pihak-pihak tertentu. Ia menilai bahwa tujuan akhirnya adalah untuk menciptakan persepsi negatif terhadap pemerintahan baru, melemahkan konsolidasi politik, dan membuat kebijakan pemerintahan Prabowo tidak berjalan dengan optimal.

*”Prabowo bukan pemimpin yang mudah diadu domba. Sejak awal, ia menunjukkan jiwa besar dan berlapang dada dalam menghadapi dinamika politik. Kita sebagai rakyat harus mendukung pemerintahan ini agar tetap kuat dan fokus pada pembangunan,” jelas Haidar Alwi.

Ia pun mengajak seluruh elemen masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi oleh berbagai upaya adu domba yang hanya akan merugikan bangsa. Menurutnya, Indonesia saat ini membutuhkan persatuan yang kuat, bukan perpecahan yang justru akan menghambat kemajuan.

“Kita harus lebih cerdas dalam menyikapi berbagai isu yang beredar. Jangan sampai kita menjadi korban dari permainan politik yang hanya menguntungkan segelintir pihak,” tegas Haidar Alwi.

Dengan kepemimpinan Prabowo yang tegas dan komitmen untuk terus melanjutkan pembangunan yang telah dirintis oleh Jokowi, Haidar Alwi optimistis bahwa Indonesia akan semakin maju. Namun, ia mengingatkan bahwa dukungan rakyat sangat diperlukan agar pemerintahan bisa berjalan dengan stabil dan efektif.

“Pemerintahan ini harus kita dukung bersama. Jangan sampai energi kita habis hanya untuk menanggapi isu-isu yang tidak bermanfaat. Yang terpenting adalah bagaimana kita bersama-sama membangun bangsa ini menjadi lebih baik,” pungkas Haidar Alwi.

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60