Radarjakarta.id | JAKARTA – Wacana untuk meliburkan sekolah selama sebulan penuh pada Ramadan 2025 mencuat dan menjadi perbincangan hangat.
Menteri Agama, Nasaruddin Umar, menyatakan bahwa usulan tersebut masih dalam tahap kajian dan belum ada keputusan final.
Menanggapi hal ini, Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Abdul Muhaimin Iskandar, menolak usulan libur sekolah selama Ramadan. Menurutnya, tidak perlu ada libur khusus selama bulan suci tersebut.
“Saya kira tidak perlu ya. Karena libur Ramadan itu belum jelas konsepnya. Tidak perlu libur, tetap saja berjalan seperti biasa, puasa tidak menghentikan semua kegiatan,” ujar Muhaimin Iskandar di Jakarta, Sabtu, dikutip dari Antara.
Muhaimin juga menilai bahwa meliburkan sekolah selama 40 hari terlalu lama. Ia menegaskan bahwa puasa tidak seharusnya dijadikan alasan untuk menghentikan aktivitas sehari-hari.
“Bukan hanya kelamaan, puasa itu bagian dari kebiasaan sehari-hari. Jangan dibedakan. Yang tidak kuat puasa ya tidak apa-apa,” tambahnya.
Diketahui, wacana meliburkan kegiatan pendidikan selama Ramadan pernah diterapkan pada era pemerintahan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan, serta Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi tentang Libur Nasional dan Cuti Bersama 2025, tercatat ada 16 hari libur nasional dan tujuh hari cuti bersama. Idul Fitri 1446 H sendiri jatuh pada tanggal 31 Maret-1 April 2025.*