Radarjakarta.id | PASURUAN – Lapas Pasuruan kembali menunjukkan komitmennya dalam program pembinaan kemandirian warga binaan dengan menerima pesanan produksi ribuan kaos dari Lapas Nunukan, Kalimantan Utara. Program ini menjadi salah satu wujud nyata pemberdayaan warga binaan melalui pelatihan keterampilan di bidang konveksi, sekaligus membuka peluang kerja produktif selama menjalani masa pembinaan.
Kepala Lapas Pasuruan, Ma’ruf Prasetyo Hadianto, menyampaikan bahwa pesanan ini tidak hanya menjadi kebanggaan bagi lapas, tetapi juga bukti kepercayaan terhadap kualitas hasil karya warga binaan. “Pesanan ini menunjukkan bahwa hasil kerja keras dan keterampilan yang kami latihkan kepada warga binaan diakui oleh lapas lain,” ujar Ma’ruf.
Proses produksi kaos ini dilakukan di bengkel kerja konveksi Lapas Pasuruan, yang telah dilengkapi dengan mesin jahit modern dan diawaki oleh tim quality control dari garmen yang terlatih.
Seluruh proses, mulai dari pemotongan bahan hingga penyablonan, dilakukan dengan penuh ketelitian untuk memastikan produk berkualitas tinggi. Pesanan ribuan kaos ini diharapkan dapat selesai tepat waktu, tanpa mengesampingkan standar mutu yang telah ditetapkan. Salah satu warga binaan yang terlibat dalam produksi mengaku bangga bisa berkontribusi dalam proyek besar ini. “Saya merasa dihargai dan termotivasi untuk terus belajar, ini juga bekal saya ketika nanti bebas,” ungkapnya.
Kepala Lapas Pasuruan menambahkan bahwa kegiatan ini tidak hanya memberikan keterampilan teknis kepada warga binaan, tetapi juga membangun mental dan rasa percaya diri mereka. Selain itu, hasil dari program ini turut memberikan kontribusi pada pemasukan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), sekaligus menjadi bentuk sinergi antarlapas. “Kami berharap program seperti ini dapat terus dikembangkan, sehingga semakin banyak warga binaan yang merasakan manfaatnya dan siap kembali ke masyarakat dengan keterampilan yang memadai,” jelasnya. Pesanan dari Lapas Nunukan ini diharapkan menjadi awal dari kolaborasi lebih besar antarunit pemasyarakatan dalam mendukung pembinaan yang produktif dan bermakna. | Eva*