Radarjakarta.id | MEDAN – Debat kedua Pilkada Sumatera Utara (Sumut) 2024 kembali digelar. Kedua pasangan calon (Paslon) Edy Rahmayadi dan Bobby Nasution sudah mulai pamer hasil kerja dan program kerja pada saat masih menjabat Gubernur Sumut dan Walikota Medan.
Akibatnya, Keduanya ribut saling sindir soal program tersebut.
Awalnya Bobby menyinggung akan langsung melanjutkan pengadaan bus listrik seperti di Kota Medan. Kemudian, Ia menyindir bus listrik tidak bisa berjalan lancar lantaran sejumlah jalan yang masih rusak.
“Saya tahu ada 9 bus listrik di Kota Medan. Itu harusnya penyerahannya dari gubernur yang diajak di situ,” kata Edy membalas sindiran Bobby dalam debat kedua Pilkada Sumut, Rabu (6/11).
“Mari gubernur diserahkan ke Walikota dan ditentukan ada kerjasama yang harus diselesaikan. Dan pada akhirnya menjadi suatu keributan dan kendaraan itu sampai sekarang belum terselesaikan masih ribut,” sambung Edy.
Selanjutnya, Edy menyinggung bus listrik di Kota Medan kurang diminati warganya. Lantaran, waktu tempuh yang dinilai kurang efisien.
“Yang kedua, kendaraan listrik yang disebut situ adalah dari Johor. Tapi hanya 20% orang yang menggunakan kendaraan tersebut. Kenapa? karena lebih cepat menggunakan kendaraan yang lain daripada menggunakan bus listrik tersebut,” balas Edy.
Untuk itu, Edy menilai keberadaan bus listrik masih perlu kajian bukan hanya sekadar pengadaan.
“Semua bisa kita lakukan. Yang kedua jalan-jalan yang rusak. Jalan yang rusak adalah masih di lingkup kota Medan karena bus-bus listrik hanya berputar di Kota Medan. Kota Medan masih perlu perbaikan jalan, itulah yang harus diselesaikan ke depan di semua dengarkan lalu gubernur bupati Walikota gubernur adalah waktu di daerah waktunya,” katanya.
Bobby juga menyerang balik, Ia mengungkap banyak tambang-tambang ilegal di Sumatera Utara saat ini yang dibiarkan oleh Pemprov. Kondisi itu juga berimbang pada jalan-jalan rusak karena tidak dilakukan pengawasan.
“Mungkin banyak juga tambang ilegal di Sumut. Dan dibiarkan, sama provinsi Sumut. Ini yang saya ketahui,” katanya.
Debat Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sumut 2024 semakin memanas saat Edy menyinggung masalah tambang Blok Medan. Mantan Pangkostrad itu meminta calon Gubernur Nomor Urut 1 Bobby menjelaskan masalah tambang Blok Medan.
Istilah Blok Medan merujuk pada izin tambang di Maluku Utara yang terungkap dalam persidangan dugaan suap eks Gubernur Maluku Utara, Abdul Gani Kasuba (AGK). Kasus ini menyeret nama menantu mantan Presiden Jokowi, Bobby Nasution yang menjabat Wali Kota Medan, serta istrinya, Kahiyang Ayu
“Ada tambang yang dilarang untuk diekspor tetapi ada tambang yang saya sayangkan Medan adalah salah satu kota di Sumut. Saya tak rela nama Medan di pakai di Maluku Utara,” kata Edy, Rabu (6/11) malam.
Edy mengatakan masalah Blok Medan ini sudah menjadi isu berkembang di masyarakat. Oleh karena itu, Gubernur Sumut periode 2018-2023 ini meminta agar Bobby menjawab tudingan yang menyeret namanya.
Menanggapi pertanyaan Edy, maka Bobby menantang Edy. Ia meminta agar Edy melaporkan masalah Blok Medan tersebut jika memang merasa terjadi pelanggaran.
“Pak Edy kalau boleh mengutip perkataan Pak Edy pada debat pertama kemarin. Kalau merasa dari kami ada yang melanggar. Ya laporkan pak. Kami tunggu laporannya,” urainya.
Menurut Bobby ada mekanisme hukum jika memang terjadi pelanggaran. Ia tak masalah yang belum bisa dipastikan kebenarannya dibawa ke ranah debat Pilgub Sumut.
“Laporkan, ada mekanisme hukum ya laporkan. Silahkan pak ada penegak hukum jelas. Jangan cuma gara gara baca di media bapak bawa ke ranah debat. Kalau memang pernah dengar silahkan. Bapak mau pernyataan saya di depan sini, bapak laporkan dulu,” ujar Bobby dengan nada tinggi.
“Kalau bapak laporkan setelah bapak laporkan ada hal hal yang kami lakukan mangkir dari situ baru bapak kami suruh pernyataan di masyarakat. Tapi kalau bapak belum laporkan, baca di media bapak bilang dengar dengar isu bapak bilang gak mau curiga, bapak laporkan,” tambah Bobby.
Merespons itu, suara Bobby meninggi. Dia mengaku tak mau menjawab lebih lanjut soal itu apalagi Edy mengaku hanya mendengar dari media. Dia pun mempersilakan Edy untuk melaporkan kasus itu.
“Jangan cuma di media, bapak bawa ke ranah debat,” katanya.| Sukamto*