Radarjakarta.id | WASHINGTON – Hari ini, Amerika Serikat (AS) akan melakukan pemungutan suara untuk memilih kandidat presiden, Terdapat dua kandidat yang akan dipilih oleh warga negara AS di Pilpres 2024. Kedua kandidat Pilpres AS 2024 adalah Donald Trump dari Partai Republik melawan Kamala Harris. Keduanya tengah bertarung memperebutkan kekuasaan menduduki Gedung Putih pada Selasa (5/11/2024) waktu setempat atau Rabu (6/11/2024) waktu RI. Nantinya, akan memakan waktu berhari-hari untuk pengumuman pemenangnya.
Keduanya akan bertarung memperebutkan tujuh negara bagian yang belum jelas pemenangnya: Michigan, Pennsylvania, dan Wisconsin, tiga negara bagian Great Lakes yang membentuk “tembok biru” yang ditembus Trump pada tahun 2016 tetapi dimenangkan oleh Presiden Joe Biden pada tahun 2020, dan Arizona, Georgia, Nevada, dan North Carolina, empat medan pertempuran Sun Belt.
Trump merupakan mantan presiden berusia 78 tahun dari Partai Republik. Ia baru saja selamat dari dua upaya pembunuhan beberapa minggu setelah menjadi mantan presiden AS pertama yang dinyatakan bersalah atas kejahatan oleh juri New York.
Di sisi lain, Kamala Harris, wakil presiden berusia 60 tahun, naik menjadi kandidat utama dari Partai Demokrat pada Juli lalu setelah Presiden Joe Biden mundur. Hal ini akibat performa debat yang kurang memuaskan.
Sebenarnya menurut University of Florida’s Election Lab, lebih dari 80 juta warga AS telah memberikan suara mereka dalam pemungutan awal. Baik Kamala maupun Trump telah berupaya meminta warga yang belum memilih untuk segera memilih di TPS yang telah ditentukan.
Jika Harris menang, ia akan mengukir sejarah, menjadi wanita pertama, orang Asia Amerika pertama, dan wanita kulit hitam pertama yang memenangkan kursi kepresidenan. Kemenangan Trump juga akan menjadi sejarah: Ia akan bergabung dengan Grover Cleveland sebagai satu-satunya presiden yang menjabat tidak berturut-turut. Ia akan melakukannya setelah menjadi satu-satunya presiden yang pernah dimakzulkan dua kali, dan satu-satunya mantan presiden yang pernah dihukum karena kejahatan berat.
Pemilu Presiden AS 2024 diperkirakan akan diikuti sekitar 160 juta warga AS yang sudah terdaftar sebagai pemilih. Seharusnya ada lebih dari 230 juta orang di AS yang sudah memenuhi syarat untuk memilih.
Dari 160 juta warga yang terdaftar itu, belum tentu semua akan menggunakan hak pilihnya. Berkaca pada pemilu 2020, jumlah warga yang hadir untuk memberikan hak suaranya hanya 66 persen. Namun, persentase tersebut menjadi jumlah tertinggi dalam kurun lebih dari 100 tahun dalam sejarah Pemilu AS.
Seakan menjadi tradisi, pelaksanaan Pemilu AS selalu jatuh pada Selasa pekan pertama, di bulan November. Kebiasaan ini sudah berlangsung semenjak tahun 1845.
Sebagian besar negara bagian AS menerapkan opsi agenda pemungutan suara lebih awal bagi pemilih. Upaya ini bisa meraup lebih dari 52 juta suara dan meningkatkan lebih banyak partisipan.
Sementara itu, FiveThirtyEight juga merilis prakiraan terakhirnya untuk pemenang pemilihan presiden, dengan Harris hanya unggul tipis dengan peluang menang sekitar 50 persen dibandingkan dengan Trump yang memiliki peluang 49 persen.
Kemudian, Kamala unggul atas Trump dengan 49 persen vs 48 persen suara pemilih potensial dalam jajak pendapat HarrisX/Forbes.
Kamala juga unggul empat poin (51 persen vs 47 persen) dalam survei PBS News/NPR/Marist dan jajak pendapat 50.000 orang oleh Cooperative Election Study yang dilakukan selama 25 hari pertama bulan Oktober 2024.
Beberapa jajak pendapat terkini lainnya menunjukkan persaingan yang lebih ketat: Wakil presiden unggul 49 persen vs 47 persen dalam survei Morning Consult, unggul 49 persen vs 46 persen dalam jajak pendapat ABC/Ipsos.
Lalu Kamala juga unggul 49 persen vs 47 persen dalam survei Economist/YouGov, dan unggul 50 persen vs 49 persen dalam jajak pendapat CBS/YouGov.***