Radarjakarta.id | SUMUT – Calon Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution versus Edy Rahmayadi keduanya mulai saling sindir dan serang di Pemilihan Gubernur (Pilgub) 2024 bahkan dalam beberapa waktu belakangan keduanya tak lagi sungkan mengkritik lawannya di hadapan publik.
Bobby Nasution, menyindir calon petahana Edy Rahmayadi di depan masing-masing pendukungnya, menantu Presiden Jokowi itu mengkritik pembangunan jalan yang dibangun era Edy.
Edy merupakan mantan Gubernur Sumatra Utara periode 2018-2023. Edy kembali ikut kontestasi berpasangan dengan Hasan Basri Sagala. Pasangan ini didukung oleh PDIP, Partai Gelora, Partai Hanura, Partai Ummat dan Partai Kebangkitan Nusantara (PKN).
Sindiran itu dilontarkan Bobby usai rapat pleno nomor urut pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Sumut. Bobby Nasution-Surya yang diusung oleh Partai Gerindra, Golkar, Nasdem, PKS, PKB, Demokrat, PAN, PPP, Perindo dan PSI mendapatkan nomor urut satu. Sementara Edy Rahmayadi-Hasan Basri Sagala mendapatkan nomor urut dua.
Bobby menyebut pembangunan infrastruktur di Sumut tidak merata. Padahal, Pemerintah Provinsi Sumut sudah menganggarkan proyek untuk pembangunan infrastruktur sebesar Rp2,7 triliun. Dia lantas membandingkan kondisi jalan di Sumut dengan provinsi tetangga seperti Aceh dan Sumatra Barat.
Disisi lain, Edy Rahmayadi menyinggung soal nama Mulyono yang diketahui sebagai nama kecil Presiden Jokowi sebelum diganti oleh orang tuanya.
Edy tak gentar melawan Bobby Nasution di Pilgub Sumut karena menurutnya PDIP lebih besar dari Mulyono.
“PDI Perjuangan lebih besar dari Mulyono, pastikan ini,” kata Edy saat menghadiri acara salah satu organisasi sayap PDIP di Medan Sabtu (28/9).
Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis, Agung Baskoro menilai calon gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi tengah berusaha menciptakan keresahan bersama di balik sikap agresif dalam kampanye beberapa waktu belakangan.
Menurutnya, jika keresahan bersama itu sampai pada level terciptanya musuh bersama, Edy bakal mendapat insentif elektoral paling banyak.
“Edy berusaha menciptakan keresahan bersama, common sense, sampai pada level muncul common enemy, musuh bersama, yang itu bisa membuat energi kolektif masyarakat di Sumut akhirnya fokus melawan Bobby, jika sudah sampai level itu, yang dapat insentif elektoral paling banyak Pak Edy,” kata Agung saat dihubungi, Senin (30/9) malam.
Ia mengatakan di level nasional, mulai ada titik temu soal ketidaksukaan terhadap Keluarga Presiden Jokowi. Edy dinilai berusaha menularkan hal itu ke daerah. | Doel*