Radarjakarta.id | TANGSEL – Kenduri Fest 2024 yang berlangsung pada Sabtu dan Minggu, 21-22 September 2024 untuk merayakan HUT ke-42 Kelurahan Pondok Karya. Kegiatan ini diselenggarakan di halaman parkir Sekolah Al Azhar Bintaro dan dirancang sebagai festival seni dan budaya yang meriah. Meliputi beragam kegiatan seperti Karnaval Budaya Nusantara, Lomba Tumpeng, Perlombaan Tradisional, Bazaar dam Atraksi Pencak Silat Se Jabodetabek.
Selain itu, panitia juga telah menyiapkan informasi terkait sejarah singkat Kelurahan Pondok Karya yang dapat diakses melalui website resmi mereka, www.kendurifest.my.id. Kelurahan Pondok Karya sendiri resmi dibentuk pada 24 Juli 1982 melalui Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat H. A. Kunaefi No. 125/SK-1213-Pemdes/82. Wilayah seluas 98,810 hektar ini merupakan hasil pemekaran dari Desa Pondok Betung dan kini menjadi salah satu kelurahan padat penduduk di Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan.
“Kenduri Pondok Karya bermula dari ide dan gagasan bersama yang melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk warga, RT/RW, PKK, pemuda Karang Taruna, serta aktivis seni dan budaya dari Pondok Karya. Gagasan tersebut akhirnya diwujudkan dengan terbentuknya panitia pelaksana untuk merayakan HUT ke-42 Kelurahan Pondok Karya,” ungkap Dahlan selaku panitia pelaksana didampingi H. Muslih Guru Besar Beksi Kong Simin Selempang Betawi dan M. Soleh anak kandung Tokoh Beksi Petukangan alm H. Hasbullah kepada wartawan di halaman sekolah Al Azhar Bintaro, Pondok Aren, Tangerang Selatan, pada Minggu (22/9/2024).
Dikesempatan yang sama Rey Bond sebagai pelatih ekskul seni budaya SMK Putra Satria Petukangan dan sekaligus koordinator salah satu peserta yang tampil atraksi pencak silat meramaikan acara ini mengatakan bahwa kegiatan ini sangat luar biasa dan perlu diselenggarakan secara rutin karena dapat menjadi ajang silaturahmi masyarakat, khususnya masyarakat pencak silat di Jabodetabek.
“Dan dapat pula menjadi aplikasi dalam rangka mewujudkan pemajuan kebudayaan, khususnya di Tangerang Selatan,” tuturnya.
Menurutnya kegiatan ini adalah pengalaman pertama saya dalam membina anak-anak ekskul seni budaya SMK Putra Satria untuk bersilaturahmi dengan pelaku seni Se Jabodetabek dan dapat tampil langsung di hadapan publik. Pada dasarnya saya pun baru lulus sekolah dan ditempa langsung sebagai pemimpin walaupun di usia muda.
“Alhamdulilah saya cukup mengapresiasi diri sendiri, sehingga bisa mengembangkan seni budaya silat beksi di petukangan, khususnya di SMK Putra Satria Petukangan,”pungkasnya. Eva*