Metalurgi, ilmu yang mempelajari tentang ekstraksi dan pengolahan logam, juga memainkan peran penting dalam berbagai sektor, mulai dari konstruksi hingga elektronik. Menerapkan praktik-praktik berkelanjutan dalam pengecoran logam dan metalurgi tidak hanya membantu mengurangi jejak karbon, tetapi juga memastikan umur panjang sumber daya alam dan mendorong inovasi yang ramah lingkungan.
Upaya ini melibatkan pengadopsian teknologi yang lebih ramah lingkungan, mengoptimalkan penggunaan sumber daya, dan mendaur ulang logam, yang pada akhirnya berkontribusi pada ekonomi sirkular. Industri logam dasar sendiri menunjukkan kinerja positif pada semester 1 tahun 2024, dengan pertumbuhan paling tinggi dibanding sektor lainnya, mencapai angka 18,07 persen.
Volume ekspor untuk komoditas logam dasar juga mengalami peningkatan dengan mencapai 25,2 persen untuk logam dasar besi dan baja, serta 24,29 persen untuk pengecoran logam. Perkembangan positif sektor ini harus diikuti dengan kesiapan sumber daya manusia yang kompeten, terutama demi menyongsong era Indonesia Emas 2045.
“Ada beberapa tantangan memang yang masih harus kita selalu upayakan bersama, seperti peningkatan sumber daya, perkembangan kompetisi industri dari negara tetangga, maupun dorongan regulasi pemerintah,” ungkap Wakil Ketua Umum APLINDO, Iwan Lukito.
“Kami selalu melihat GIFA-METEC internasional selama ini sebagai rumah kami, dan kami bahagia bahwa GIFA-METEC hadir di Indonesia sejak tahun lalu. Platform ini adalah salah satu kesempatan kami untuk bisa berkumpul bersama bagi semua stakeholders, pelaku industri, supplier, vendor, akademisi, regulator, dan berbagai instansi,” tambah Iwan.
Dengan kemajuan dalam teknologi otomatisasi peralatan industri, digitalisasi, serta perkembangan ilmu pengetahuan terkait material dan senyawa logam, sektor pengecoran logam dan metalurgi menjadi salah satu sektor krusial untuk menjamin keberlanjutan industri, terutama terkait efisiensi industri dan juga pengolahan limbah.
Berbagai inovasi pada industri ini tidak hanya merampingkan proses tetapi juga meningkatkan kualitas dan keberlanjutan produk, memungkinkan produksi dan pemrosesan logam yang lebih efisien, berkelanjutan, dan hemat biaya. Ketua Umum GAMMA, Dadang Asikin menyatakan urgensinya dari sudut pandang industri terkait usaha memajukan sektor pengecoran logam.
Menurutnya, industri pengecoran logam dan metalurgi Indonesia saat ini masih terus bersaing, dan sudah didorong untuk terus bisa mencapai target ekspor. Namun, lanjut dia, pihaknya masih memiliki pekerjaan rumah untuk meningkatkan ekosistem, salah satunya di masalah harga.