Radarjakarta.id | JAKARTA — LSM Aspirasi mengadakan sebuah acara podcast yang bertujuan untuk mengkampanyekan pentingnya toleransi dan persaudaraan antarumat beragama serta melawan segala bentuk diskriminasi berbasis agama. Podcast ini mengundang sejumlah narasumber penting, termasuk Staff Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP, Antonius Benny Susetyo, yang dikenal luas sebagai seorang advokat bagi perdamaian dan keberagaman.
Wati Salam Siswafi, Ketua LSM Aspirasi, membuka acara dengan penuh semangat dan menekankan ancaman kebencian dan diskriminasi bernuansa SARA terhadap keberagaman dan nasionalisme bangsa. Dalam sambutannya, Wati menyatakan, “Kebencian dan diskriminasi terhadap identitas ini harus dihentikan demi membangun tatanan Indonesia dan dunia yang lebih baik. Toleransi harus terus digaungkan agar kita bisa bahu-membahu membangun Indonesia yang lebih baik.”
Antonius Benny Susetyo, Staff Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP, menjadi pembicara utama dalam acara ini.
Dalam pemaparannya, Benny menegaskan pentingnya peran umat beriman dalam menjaga perdamaian dan menjadikan agama sebagai sumber inspirasi untuk memajukan kemanusiaan.
“Ini tanggung jawab umat beriman dalam menjaga perdamaian untuk menjadikan agama sebagai sumber inspirasi untuk memajukan kemanusiaan dan perdamaian. Setiap umat beriman dipanggil untuk mewujudkan persaudaraan sejati di antara umat manusia,” ujarnya.
Benny mengungkapkan bahwa tantangan terbesar yang dihadapi umat beragama saat ini adalah bagaimana menjaga ruh perdamaian serta harmoni dan persaudaraan sejati. Menurutnya, kecurigaan dan saling memojokkan harus dihilangkan agar tidak tumbuh menjadi kebencian yang lebih besar. Ia menekankan bahwa tindakan permusuhan dan kebencian terhadap simbol agama bukanlah ajaran agama itu sendiri, tetapi berasal dari oknum-oknum yang menyalahgunakan agama.
Dalam penjelasannya, Benny juga mengaitkan nilai-nilai agama dengan Pancasila, yang menurutnya merupakan pondasi dasar yang mengaktualisasikan nilai-nilai keagamaan dan kemanusiaan di Indonesia.
“Sikap permusuhan dan kebencian terhadap simbol agama serta tindakan yang tidak sesuai dengan misi keagamaan bukan berasal dari agama itu sendiri, tetapi dari oknum-oknum yang menyalahgunakan agama. Saatnya agama mewujudkan persaudaraan antarumat manusia,” tegas Benny.
Benny menambahkan bahwa nilai-nilai Pancasila, terutama nilai ketuhanan, menjiwai setiap sila lainnya yang mencakup kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial. Dengan menginternalisasikan nilai-nilai ini, setiap warga negara Indonesia dapat berkontribusi pada terwujudnya masyarakat yang harmonis dan damai.