Jelang Mudik Lebaran, MTI Rekomendasikan Tiga Usulan untuk Pemerintah

banner 468x60

Radarjakarta.id | JAKARTA – Mudik merupakan salah satu momen yang paling dinanti masyarakat Indonesia setiap menjelang Lebaran. Tidak hanya sebagai ajang silaturahmi dan berkumpul dengan keluarga, mudik juga dijadikan sebagai momen untuk rehat sejenak dari rutinitas dan kesibukan sehari-hari.

Menurut Kementerian Perhubungan (Kemenhub), jumlah pemudik Lebaran 2024 diprediksi menjadi yang terbesar sepanjang sejarah. Sebanyak 193,6 juta orang diperkirakan akan mudik tahun ini, nilai tersebut setara dengan 71,7 persen rakyat Indonesia.

Sementara itu, Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) pun telah mencatat perkembangan dan masalah pada arus mudik hingga balik Lebaran yang berulang dari tahun ke tahun, sehingga perlu adanya perhatian khusus dari Pemerintah dan seluruh stakeholder sektor transportasi.

Ketua Umum MTI, Tory Damantoro mengatakan, pemerintah dan seluruh stakeholder sektor transportasi perlu memerhatikan perkembangan dan masalah ini secara cermat dalam perencanaan dan implementasi strategi untuk menangani arus mudik-balik Lebaran 2024 agar dapat mengoptimalkan mobilitas.

“Sehingga dapat memastikan kelancaran, keamanan, dan kenyamanan perjalanan bagi masyarakat serta mengurangi potensi kemacetan dan kecelakaan lalu lintas,” kata Tory dalam konferensi persnya di Jakarta, Senin (1/4/2024).

MTI memberikan sejumlah rekomendasi terkait Penyelenggaraan Angkutan Lebaran Tahun 2024 untuk menjamin pengalaman perjalanan yang aman dan nyaman bagi masyarakat, yakni sebagai berikut.

1. Pola Perjalanan

Volume kendaraan yang tinggi mencakup peningkatan jumlah kendaraan pribadi dan umum yang melakukan perjalanan mudik serta menyebabkan kemacetan yang parah dan memperpanjang waktu perjalanan. Volume kendaraan yang meningkat juga dapat menyebabkan kelelahan pengemudi dan kurangnya kesadaran akan aturan lalu lintas.

Selain itu, keamanan penumpang juga menjadi perhatian, terutama terkait dengan kejahatan di tempat-tempat ramai yang menyebabkan peningkatan risiko kecelakaan lalu lintas. Pengaturan ruang dan waktu untuk mengurai kepadatan lalu lintas dan menekan terjadinya kecelakaan lalu lintas saat mudik-balik Lebaran 2024.

Pemberlakuan sistem yang terintegrasi antar regulasi dan pedoman yang dikeluarkan oleh pemerintah terkait perjalanan mudik, serta dapat memberikan bantuan dan dukungan kepada penumpang dalam memenuhi persyaratan perjalanan yang berlaku.

2. Pola Transportasi

Pengaturan frekuensi pilihan moda dan kapasitas layanan transportasi, termasuk kereta api, bus, dan kapal laut, guna memastikan ketersediaan yang memadai untuk memenuhi permintaan masyarakat selama periode Mudik-Balik Lebaran 2024.

Meskipun ada peningkatan dalam penyediaan transportasi umum dan pemilihan masyarakat menggunakan moda pribadi tetapi kepadatan dan keterbatasan kapasitas masih bisa menjadi masalah, terutama di stasiun, terminal, dan kendaraan itu sendiri.

Bagi sebagian masyarakat, biaya transportasi yang tinggi masih menjadi kendala untuk melakukan perjalanan mudik. Oleh karena itu, diperlukan peningkatan aksesibilitas dan keterjangkauan transportasi bagi masyarakat.

3. Pola Lalu Lintas

Pengaturan manajemen dan rekayasa lalu lintas yang proaktif dengan pemantauan dan evaluasi real-time terhadap kondisi lalu lintas dan kebutuhan transportasi, sehingga dapat mengambil tindakan cepat dan tepat sesuai dengan perkembangan situasi saat Mudik-Balik Lebaran 2024.

Koordinasi dan integrasi antarinstansi terkait penanganan arus mudik, termasuk antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, kepolisian, dan operator transportasi, masih menjadi tantangan yang perlu diatasi.|Ilham*

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60