Firstat “Festifal Mahasiswa” Ajak Anak Muda Jadi Pebisnis, Self Employed atau Karyawan Terbaik

banner 468x60

Radarajakarta.id | JAKARTA  – FIRSTAT dikenal sebagai Perusahaan Riset dan Analisis data sejak 2022, pada Sabtu 23 Maret lalu menggelar sukses Seminar dan Talkshow Auditorium bertajuk Festival Mahasiswa di Politeknik Statistika STIS, Jakarta bersama Arsadama Creative & Talenlytica.

Dalam seminar, Perusahaan yang melayani berbagai layanan Marketing Riset untuk bisnis seperti Customer Decision Journey dan Competitor Analysis, memberikan berbagai pandangan baru dan masukan untuk para Mahasiswa baik untuk persiapan masuk dunia kerja, atau yang ingin menjadi seorang pebisnis handal.

Acara dibuka oleh Kiki Rizki Amalia sebagai moderator, sekaligus Co-founder & COO dari Firstat. Kiki yang bersemangat dan penuh wawasan membuat suasana hidup.

Bahkan, sejak awal para mahasiswa turut serta dalam satu riset terkait Metode Pengembangan Media Politik & Hukum anak muda menjadikan para generasi utamanya Gen Z, mau terlibat budaya melek hukum dan politik.

Salah satu keynote speaker , Bagus Rachmansyah sebagai Founder & CTO of Talentlytica turut memberikan paparan yang luar biasa.

Dibuka dengan topik mengenai 10 Rising Skill, apa saja yang membentuk dan mampu menjadikan mahasiswa/i untuk menjadi pekerja yang kompeten dan masukan luar biasa mengenai cara mencari kerja dengan berbagai data-data dan dua sudut pandang.

Baik dari apa yang Perusahaan lihat dan butuhkan, serta dari bagaimana para mahasiswa/i dapat mengembangkan diri hingga mampu mendobrak pencapaian kualifikasi diri.

Dari sini, dapat dinilai secara objektif kemampuan dan posisi apa yang cocok dan tepat untuk masing-masing diri. Agar pekerjaan menjadi lebih efisien dan efektif.

Lalu dilanjut oleh keynote spekaer kedua dari seminar ini, yaitu Prilly Wirawan CEO Arsadama Creative & CSO Arsa Group “Jadi Pebisnis seperti sekarang, bukan karena saya jenius.

Justru saya tidak pintar secara akademik. Makanya bikin bisnis sendiri, setelah berkali-berkali di tolak, Akhirnya saya nemu tempat dimana saya diterima, bisa merealisasikan mimpi-mimpi saya dan menjadi sesuatu.

Tempat itu adalah saya sendiri. Kalau gak ada tempat yang mau terima kamu, jangan sedih. Bikin aja tempatmu sendiri.

“Dan kalau Tuhan kasih berhasil, jangan lupa, bantu orang-orang yang tertolak juga seperti kamu. Yang penting punya mental pengusaha. Jangan takut gagal, yang berani bangkit lagi, harus jadi lebih besar dari rasa takut itu,” ujarnya.

Dalam Talk Show, dengan Kiki Rizki Amalia, Firstat menghadirkan dua orang Pebisnis Muda, Cahya Choyrony sebagai Founder & CEO dari Firstat dan Prilly Wirawan, Chief Strategy Officer dari Arsawala Group dan CEO dari Arsadama Creative.

Acara membahas mengenai cara menjadi pebisnis yang membuat para mahasiswa semakin antusias.

CEO dari Firstat  Prilly Wirawan mengatakan bahwa pintar secara Akademik bukan lagi menjadi modal utama, yang lebih penting dari modal ( uang ) itu sendiri adalah mental.

“Saya ngga pernah merekrut karyawan berdasarkan CV nya, saya ngga peduli lulusan S1 atau bukan. Selama mentalnya tangguh, mau belajar, giat bekerja, dan bisa diajak berkembang, itu ngga masalah buat saya,” ujarnya.

Sambung Prilly Wirawan, IPK cuma angka dan saya selalu ingat bahwa ngga semua anak punya kesempatan kuliah, jadi saya harus berikan tempat untuk mereka yang tidak memiliki kesempatan itu.

“Agar bisa membuktikan, bahwa mereka mampu secara kualitas untuk bersaing di dunia kerja dan dunia bisnis yang menakutkan ini.” sambung Prilly Wirawan setelah ditanya terkait pengalaman nya merekrut karyawan.

Ia menyebutkan tapi rata-rata dari mereka justru lebih keren, mereka belajar sendiri dari berbagai platform dan media, mereka mau menyesuaikan, dan selalu mau belajar.

“Itu lebih baik, padahal mereka memulai start yang beda dengan para lulus S1 di universitas ternama, tapi secara mentalitas sepertinya kalah kuat, banyak yang kesulitan adaptasi dan selalu ngeluh. Banyak lho!” terang Prilly Wirawan.

Sementara CEO dari Arsadama Creative menambahkan, meski secara akademis tak memiliki prestasi mencolok, tapi dengan tujuan yang matang, mental yang siap, tekat dan kerja keras, atitude, dan passion itu semua akan dapat mampu berdiri dalam posisi saat ini.

“Di era kemajuan pesat seperti ini, katanya siapapun yang menjadi pebisnis atau berniat jadi pebisnis pasti membutuhkan semua itu,” tambahnya.

Hal ini, turut pula dibenarkan oleh Cahya Choyrony yang sama-sama memiliki bidang jasa. Dimana menurutnya, “rasa suka dan persistent ” menjadi salah satu poin penting dalam pebisnis mengerjakan sesuatu.

“Juga mental serta kegigihan untuk menghadapi kegagalan, karena selama pengalaman nya membangun bisnis  kegagalan adalah hal yang sudah berkali-kali di alami, begitu juga dengan kerugian.,” ungkapnya.

Cahya Choyrony menjelaskan bisnis itu, pasti pernah atau akan rugi, tapi kalau ngga siap, lebih baik jangan. Bisnis juga tak menyenangkan seperti dalam film-film atau di social media para pengusaha besar.

“Mereka pasang bagian seneng nya aja. Hancur dan berdarah-darahnya ngga akan mereka tunjukan,” ungkapnya.

Menurutnya, dunia bisnis adalah dunia yang berat dan kejam, namun harus selalu ingat sebuah statement di film series korea ‘Start-Up’.

“Kau akan dipanggil CEO jika sukses, dan dipanggil Penipu jika gagal. Bidang ini memang menakutkan,” imbuh Prilly setelah berbagi pengalaman gagal dan hancurnya selama berbisnis kurang lebih 6 tahun ini.

Kedua Keynote Speaker sepakat, tak kalah penting bahwa Networking sebagai salah satu kunci keberhasilan sebuah bisnis.

“Bisnis itu di mulai dari kenalan dan membangun hubungan yang baik. Bahkan sama teman-teman sesama mahasiswa di sini. Kita gak tau akan jadi keberlanjutkan seperti apa antar kalian dan kami disini,” saran Prilly Wirawan.

Sementara Cahya Choyrony memberi saran mengenai urusan modal materi, katanya bisa dicari melalui strategi dan skill.

“Yang penting di ingat bahwa materi ( uang ) bukan modal utama,” tegasnya.

Acara ditutup dengan buka bersama Firstat dan para donatur memberikan Donasi sebagai apresiasi terhadap para mahasiswa/i yang hadir, berikut para DKM.

Donasi berupa Perlengkapan Alat Ibadah Masjid Perguruan Tinggi dan Transportasi Peserta Seminar Offline.

Selain itu, acara ditutup dengan penyerahan hadiah kepada mahasiswa/dari 3 Universitas berbeda yang terpilih sebagai pemenang dari lomba ide terkait anak muda & POLHUKAM, adalah : Selly Oktaviani dari Bina Sarana Informatika sebagai Juara 1, Rizal Akbar Fauzi dari Universitas Pamulang sebagai Juara 2 , dan Ahmad Sovi dari Politeknik Statistik (STIS) sebagai juara 3.

Ketiganya dianggap sukses sebagai anak muda yang dalat memberikan pandangan, ide-ide, dan solusi terbaik dalam challenge POLHUKAM & Anak Muda pada quiz yang dilakukan pada awal acara berlangsung.

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60