Dari beberapa Undangan Narasumber yang diajukan panitia untuk Diskusi Publik, banyak para pejabat yang enggan untuk hadir tanpa adanya perwakilan yang diutus untuk membahas kotatua, hal ini sangat disayangkan bahwa Dinas-dinas terkait seperti Dinas Parekraf, BPAD, Citata, PPKUKM, tidak mendukung dan tidak peduli atas nasib kotatua jakarta, terutama dalam membahas masa depan kawasan kotatua Jakarta yang selama selalu di idolakan oleh pemprov dki jakarta sebagai tujuan utama wisata kota jakarta yang hanya sebagai simbol tanpa memperdulikan keberadaan cagar budaya dan masyarakat lokal yang ada di kotatua.
“Kami selaku Panitia sangat menyayangkan Dinas terkait yang seharusnya punya kompeten terhadap Kawasan Kotatua tidak mau hadir untuk membahas nasib kotatua, dan Pemprov DKI Jakarta tidak bisa berbuat dalam membuat kebijakan yang tegas dan selalu setiap ganti pemimpin ganti kebijakan serta selalu saling lempar tanggung jawab ketika membahas persoalan di Kotatua,” jelas Ramdani selaku ketua panitia.
Sementara itu, pembahasan yang dipaparkan oleh para Narasumber seperti Dinas Kebudayaan, Perhubungan maupun dari Konsorsium Kotatua dan JHT, mendapatkan antusias besar dari para undangan yang hadir, terutama saat pemaparan dari Subagiyo perwakilan dari Dinas Perhubungan terkait Rekayasa Lalulintas di Kotatua maupun Perparkiran, menurutnya akan segera dirapatkan dan di bahas internal kedinasan serta akan segera ditindaklanjuti atas keinginan dari para Stakeholder.
“Kami akan segera dirapatkan dengan Instansi terkait lainnya untuk pembenahan area parkir, pembenahan arus lalulintas dan segera di bangun traffic light di perempatan Jalan Kunir untuk mengurangi kemacetan, dan terkait perparkiran kami akan berkoordinasi ke pihak perparkiran untuk segera dirapihkan agar tidak menggangu aktifitas para pengunjung kotatua untuk memarkir kendaraannya,” terangnya.
Selajutnya, Hendra Perwakilan dari Dinas Kebudayaan juga mendukung dan terbuka bagi penggiat dan komunitas untuk berdiskusi terkait permasalahan Kota Tua, terutama dalam memajukan kesenian dan kebudayaan lokal di kotatua dan terkait bangunan cagar budaya pihak Kebudayaan akan berkoordinasi dengan pihak Konservasi untuk menginventaris permasalahan bangunan cagar budaya yang ada di kotatua.
Kemudian Eki Pitung Ketum Bamus Betawi dengan Filosofi Bung Karnonya bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai pahlawannya, meningkatkan perekonomian kerakyatan sesuai UUD45, memajukan sektor kemaritiman dan Bamus Betawi berharap kedepannya ada tempat miniatur kebudayaan, kebangsaan, terutama mengangkat kebudayaan lokal di kotatua agar warisan budaya bangsa tidak hilang dan generasi masa depan bisa menghargai perjuangan pahlawan bangsa Indonesia
Terkait pengelolaan dan aturan yang ada di kotatua, Yayat Sujatna Dirut PT. pembangunan Kotatua Jakarta (Konsorsium Kotatua) berharap pemerintah dapat membentuk badan otoritas kotatua agar peraturan berada dalam satu pintu dan tidak tumpang tindih seperti saat ini dikarenakan banyaknya para kepentingan yang hingga saat ini tidak pernah bisa duduk bareng dan saling lempar masalah dan lempar tanggung jawab.