Radarjakarta.id | DEPOK – Hari ini, bertempat di Lingkungan Kampus Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) Depok, Kelurahan Cisalak, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, kegiatan urban farming dalam rangka Bakti Juang Kodim 0508/Depok telah dilaksanakan dengan antusias.
Kegiatan ini dihadiri oleh para anggota Kodim 0508/Depok, Rektor UIII, Kapolsek Sukmajaya, Camat Sukmajaya, Lurah Cisalak.
Dalam kegiatan yang bertujuan untuk memperkuat kemandirian pangan dan kesadaran lingkungan ini, dilakukan penanaman berbagai bibit pohon buah dan cabai. Sebagai bagian dari upaya pelestarian lingkungan, penanaman pohon buah seperti mangga, rambutan, dan durian dilakukan untuk memperkaya keanekaragaman hayati di sekitar lingkungan kampus.
Sementara itu, penanaman cabai bertujuan untuk mendukung konsep urban farming dan mendukung kebutuhan pangan lokal.
Dalam sambutannya, Dandim 0508/Depok Kolonel Inf Totok Prio Kismanto menyampaikan pentingnya peran serta aktif masyarakat dalam kegiatan urban farming serta upaya pelestarian lingkungan.
” Saya menekankan pentingnya kolaborasi antara pihak Kodim 0508 Depok, forkopimda, dan masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang sehat dan berkelanjutan,” ujar Kolonel Inf Totok Prio Kismanto.
Dandim 0508 Depok menambahkan bahwa para peserta kegiatan diberikan kesempatan untuk secara langsung terlibat dalam proses penanaman, sehingga diharapkan mereka dapat merasakan manfaat langsung dari kegiatan ini.
” Selain itu, kegiatan ini juga diharapkan dapat menjadi contoh bagi masyarakat sekitar untuk turut serta dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan dan mengembangkan urban farming sebagai salah satu solusi pangan di perkotaan,” ungkapnya.
Ia juga menyampaikan kegiatan urban farming penanaman pohon buah dan cabai ini diharapkan dapat menjadi awal dari gerakan yang lebih besar dalam upaya menjaga keberlanjutan lingkungan dan ketahanan pangan di Kota Depok.
” Semoga kegiatan ini dapat menginspirasi masyarakat untuk terlibat aktif dalam upaya pelestarian lingkungan dan pengembangan pertanian perkotaan,” pungkasnya. | Eka*