Pendaki Gunung Marapi Alami Hujan Batu, M. Fadli: Saya tepis dengan tangan kosong, jari saya patah..

banner 468x60

Radarjakarta.id | SUMBAR – Gunung Marapi yang terletak di Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat, mengalami letusan pada pukul 14.54 WIB. Kejadian ini menimpa 75 orang pendaki yang sedang melakukan pendakian di saat yang bersamaan.

Salah satu korban selamat  Muhammad Fadli (20) dan rekan-rekannya secara tak terduga menjadi saksi langsung dan korban dari letusan Gunung Marapi. Mereka, yang sebenarnya sedang menuju turun ke bawah untuk mengakhiri pendakian, mendapati diri mereka terkejut oleh fenomena alam ini.

Bacaan Lainnya
banner 300x250

Muhammad Fadli, 20 tahun, menjadi salah satu penyintas dari pendaki yang terjebak erupsi Gunung Marapi. Ia sedang menjalani perawatan di RSUD Padang Panjang ditemani ibunya, Meri Deswati.

Saat itu, ia bersama dengan 17 rekan lainnya terkejut mendengar suara gemuruh yang berasal dari dalam kawah gunung.

Di ketinggian 2.891 meter dari permukaan laut (Mdpl), pria 20 tahun ini bersama dengan rekan-rekannya mencari tempat berlindung, saat gemuruh dari kawah terdengar. 

Pria berusia 20 tahun ini langsung mencari tempat berlindung di balik bebatuan cadas. Saat itu ia berada di sekitar puncak gunung dengan ketinggian 2.891 meter dari permukaan laut (Mdpl).

“Saat mendengar gemuruh dan merasakan guncangan itu, saya langsung bersembunyi bersama tiga teman saya,” kata Fadli di RSUD Padang Panjang, Senin (04/12).

Suara gemuruh ini hanya awal dari proses erupsi Gunung Marapi.

Saat bersembunyi di balik batu, ia melihat batu berukuran kepalan tinju orang dewasa melayang-layang.

“Saat salah satu batu menuju ke saya, saya menepisnya dengan tangan kosong yang mengakibatkan jari saya patah,” katanya.

Batu selanjutnya kemudian mendarat di bagian kaki kiri Fadli, yang membuat tulangnya patah.

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60