Radarjakarta.id | TANGERANG – Warga binaan pemasyarakatan berhak mendapatkan pembinaan baik berupa pembinaan kepribadian maupun kemandirian.
Dalam rangka mengoptimalkan pembinaan kemandirian yang diberikan, Lapas Pemuda Kelas IIA Tangerang bekerjasama dengan PT. Redy meresmikan One Lapas One Career Center. Rabu (15/11/2023).
One Lapas One Career Center merupakan program kerjasama Ditjenpas dengan PT. Redy dalam menyiapkan pelatihan dan menyediakan lapangan pekerjaan yang dapat dimanfaatkan oleh warga binaan pemasyarakatan.
Peresmian kegiatan ini dihadiri langsung oleh Direktur Pembinaan Narapidana dan Latihan Kerja Produksi, Erwedi Supriyatno, Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kemenkumham Banten, Jalu Yuswa Panjanga, Chief Executive Officer PT. Redy, Rio Pasaribu, dan Kepala UPT Pemasyarakatan di wilayah Kota Tangerang.
Sejalan dengan UU No. 22 Tahun 2022 tentang Pemasyarakatan , Pembinaan merupakan kegitan yang meningkatkan kualitas ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, intelektual, sikap dan perilaku, profesional, kesehatan jasmani dan rohani Narapidana yang dilaksanakan di dalam maupun di luar Lapas.
Kegiatan ini akan dilaksanakan satu minggu yang meliputi asesmen dan pelatihan bagi warga binaan pemasyarakatan dan petugas Lapas Pemuda Kelas IIA Tangerang. Dalam kegiatan ini peserta akan diberikan materi pengenalan diri sendiri, personal branding, dan metode career coaching.
“Terimakasih kepada PT. Redy yang bersedia memberikan pelatihan di Lapas Pemuda Kelas IIA Tangerang khususnya bagi warga binaan pemasyarakatan, karena pembinaan yang diselenggarakan Lapas bertujuan untuk meningkatkan kualitas narapidana sehingga mereka tidak mengulangi perbuatan hukum dan mendidik mereka agar memiliki keterampilan sosial dan berwirausaha. Kepada rekan-rekan petugas yang mengikuti kegiatan One Lapas One Career Center diharapkan setelah mengikuti pelatihan, peserta dapat membuat kegiatan pembinaan kemandirian di UPT pemasyarakatan berjalan efektif dan efisien sehingga menghasilkan WBP yang mandiri dan mampu bersaing di dunia usaha dan tenaga kerja,” ujar Erwedi. | Eva*