Mulai menapaki pertengahan pertunjukannya, KLa memborbardir KLanese dengan nomor penuh pesona cinta, ‘Waktu Tersisa’, ‘Hingga Memutih Tulang’, ‘Romansa’ dan ‘Belahan Jiwa’. Polanya, mulai terasa. Setiap 4 lagu personel KLa ganti kostum. Menyapa penonton dengan canda dan tawa dengan lebih kurang 4000 penonton.
Kali ini yang paling kencang suaranya adalah KLanese pria, saat Katon memanggil nama Jolene Marie. Penyanyi muda penuh talenta ini, tampil dalam lagu ‘Gerimis’. Nomor paling menghanyutkan ini, dilengkapi dengan latar hujan rintik-rinitk pada layer LED. Jolene, nampak menikmati setiap syair puitis yang dilantunkannya. Sepasang suami istri, dibaris paling depan festival utama, mengembangkan Payung, bersama istrinya. Melengkapi drama grimis. Payung baru kuncup, setelah security menegurnya, karena mengganggu pandangan penonton lainnya.Giliran, penyanyi bersuara emas, Eka Deli, yang mengejutkan dalam 2 reportoar sekaligus, ‘Bahagia Tanpamu’ dan ‘Laguku’. Eka, menjangkau nada tinggi dengan timbre yang tebal, dan range vokal yang luas, kombinasi yang memukau, dengan karakter vokal Lilo yang khas, sambil memainkan melodi dengan gitar Parker yang suaranya sengaja dibuat stereo. Mengingatkan kita pada gaya permainan gitar legendaris, Steve Lukather dari Toto.
Giliran, penyanyi bersuara emas, Eka Deli, yang mengejutkan dalam 2 reportoar sekaligus, ‘Bahagia Tanpamu’ dan ‘Laguku’. Eka, menjangkau nada tinggi dengan timbre yang tebal, dan range vokal yang luas, kombinasi yang memukau, dengan karakter vokal Lilo yang khas, sambil memainkan melodi dengan gitar Parker yang suaranya sengaja dibuat stereo. Mengingatkan kita pada gaya permainan gitar legendaris, Steve Lukather dari Toto.
Menjelang puncak pertunjukan band yang merilis album KLa ‘Kedua’ Project pada 1990, nomor-nmor everlasting song mulai dilepas. ‘Menjemput Impian’ dan lagu ‘Terpuruk’ yang menghadirkan peniup terompet asal Bali, Rio Sidik. Dilagu yang sama, peniup terompet aslinya, menurut Adi Adrian, adalah musisi asal Belanda.
“Selama ini, kami sulit cari peniup terompet dengan cara dimute, yang menjadi signature lagu Terpuruk, hingga kami mendengarkan Rio Sidik. Mainnya persis yang ada di rekaman,” ungkap Adi, usai pertunjukan dan Rio Sidik menghampirinya di private room, belakang panggung.
Memang dalam konteks genre musik mereka, KLa masih teratas dan tak tertandingi. Menuju puncak pertunjukannya, mereka melepas ‘’Lagu Baru’, ‘nomor paling laku dan paling rumit yang dimiliki KLa bertajuk ‘Tak Bisa Kelain Hati’ (Album ke-3,1991) pun dieksekusi dengan baik oleh Katon. Kekhawatiran bahwa ia tak mampu mencapai nada tinggi saat overtune, tak terbukti. Dengan senyum bahagia ia menuntaskannya. Sing a long kembali mengudara.“Sungguh ku akui, tak bisa ke lain hati…”