Sejarah Hari Jumat dalam Islam, Hari Raya yang Penuh Kemuliaan

banner 468x60

Dari Abu Hurairah, Nabi bersabda, “Hari yang terbaik di mana setiap kali matahari terbit adalah hari Jumat. Pada hari Jumat Adam diciptakan dan pada hari itu juga dimasukkan ke Surga, serta tidak terjadi kiamat kecuali hari Jum’at.” [Shahih Muslim no. 403]

Ibnu Al-Arabi menjelaskan bahwa
hadits-hadits tersebut adalah penjelasan tentang kemuliaan hari Jumat adalah benar, “Semua fadhilah yang disebutkan itu boleh dikategorikan sebagai fadhilah dan keutamaan. Soal keluarnya Nabi Adam dari Surga, merupakan faktor berkembangnya anak cucunya di muka bumi dan lahirnya keturunan-keturunan. Di samping itu, lahirnya para rasul, nabi, orang-orang shalih dan para wali Allah. Nabi Adam dikeluarkan dari Surga bukan diusir. Tapi dalam rangka memenuhi tujuan-tujuan besar, lalu akan dikembalikan lagi ke Surga. Terkait terjadinya qiyamah, ia adalah faktor penyebab disegerakannya balasan kebaikan terhadap para nabi, ash-shiddiqun, para wali Allah, dan yang lainnya, serta ditonjolkannya kemuliaan dan kehormatan mereka.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW juga menyatakan, “Kita adalah umat yang datang belakangan, namun mendahului pada hari qiyamah. Mereka (umat sebelum kita) diberi kitab (oleh Allah) sebelum kita, dan kita diberi-Nya sesudah mereka. Ini adalah hari yang diwajibkan atas mereka (untuk diagungkan) namun mereka tidak mematuhinya. Maka Allah memberikan hidayah kepada kita. Sementara umat lain akan mengikuti kita dalam hal ini. Yahudi besok (hari Sabtu) dan Nashrani lusa (hari Ahad)” (Shahih Al Bukhari no. 467]

Keistimewaan hari Jumat ternyata tidak hanya di dunia, namun juga di akhirat. Nabi menceritakan, “Kerinduan penghuni Surga yang paling hebat hanyalah kepada kedatangan hari Jumat, sebab dengan itu mereka dapat melihat Rabb mereka dan keagungan-Nya secara lebih jelas lagi. Karenanya hari Jumat disebut sebagai yaum al-mazid atau hari pertambahan pahala kebaikan. | Doel*

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60