RadarJakarta.id I Jakarta – Pengurus Cabang Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC IKA PMII) se-DKI Jakarta menggelar diskusi di Cafe My Coffee Jakarta Utara dengan mengusung tema “Evaluasi dan Penataan Organisasi”.
Kegiatan yang dihelat perdana tersebut diinisiasi oleh PW IKA PMII DKI Jakarta bersama PC IKA PMII se-DKI Jakarta. Acara dibuat untuk memantik respons para anggota IKA PMII di seluruh kawasan DKI Jakarta atas isu lokal ataupun nasional yang berkembang di masyarakat.
Diskusi yang dipandu moderator Wulandari dan dihadiri para PC IKA PMII dari Jakarta Utara, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur. Hadir pula para alumni PMII se-DKI Jakarta.
“Anggota IKA PMII harus dapat merespons isu-isu sosial yang erat kaitannya dengan kepentingan masyarakat,” kata Ketua Majelis Pertimbangan IKA PMII Jakarta Utara, Wahyuono TP, dalam sambutannya, Sabtu (22/7).
Salah satu isu sosial yang tengah berkembang, diangkat Wahyuono dalam kesempatan tersebut. Ia mengemukakan keresahannya terhadap sistem pendidikan saat ini.
“Kita harus concern terhadap isu-isu di Jakarta. Salah satunya, pendidikan yang erat kaitannya dengan masa depan anak cucu kita semua, khususnya terkait sistem zonasi sekolah. Contoh kasusnya, anak saya yang menjadi korban dari kebijakan sistem zonasi sekolah. Pada kasus ini, anak saya tidak diterima di sekolah dasar (SD) yang berjarak tidak sampai 100 meter dari rumah ke sekolah. Sementara, seluruh persyaratan sudah dipenuhi,” ujarnya.
Pada bahasan penataan organisasi, salah satu anggota IKA PMII Jakarta, Amsar Dulmanan, turut memberikan suara. Ia menilai perlunya penataan organisasi IKA PMII.
“Para alumni harus tertib di dalam organisasi untuk memudahkan penataan organisasi IKA PMII ke depannya,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Pengurus Cabang (PC) IKA PMII Jakarta Utara, Ratunissa melanjutkan, selain isu tersebut, ada banyak isu sosial yang dapat dibahas pada penyelenggaraan diskusi PC IKA PMII se-DKI Jakarta.
Karenanya, ia menyarankan diskusi tersebut dilakukan secara rutin. Terlebih, saat ini, ada banyak alumni PMII yang belum memberikan kontribusinya
secara optimal pada pos-pos strategis.
Pihaknya berharap diskusi yang dilakukan secara konsisten dapat memberikan efek berganda kepada cabang-cabang IKA PMII di seluruh wilayah DKI Jakarta.
“Sejauh mana langkah strategis yang akan dilakukan dimulai dari dasar bergerak, strategi, metodologi, dan sumber daya manusia (SDM) yang
mumpuni yang dimiliki IKA PMII DKI Jakarta. Dengan restu dan inisiasi dari PW IKA PMII DKI Jakarta, hal ini dapat memacu semangat agar seluruh cabang IKA PMII DKI Jakarta bergerak, terdorong, dan segera melakukan
pemetaan atas potensi dari SDM yang ada. Dengan begitu, setelah kader-kader selesai berkontribusi dan menjadi anggota PMII, mereka dapat diarahkan dan didistribusikan sebagai individu potensial sesuai
kapasitasnya,” tambah Ratunissa.
Pihaknya juga mengusulkan hasil diskusi dijadikan acuan untuk
membuat rumusan agenda organisasi yang dapat dijalankan oleh PC IKA PMII se-DKI Jakarta.
“Sebagai Ketua IKA PMII Jakarta Utara, saya ingin menginformasikan bahwa
ke depan, IKA PMII Jakarta Utara berkomitmen untuk rutin mengadakan acara diskusi. Kami beri nama “DISIKAPI (Dialog Silahturahim IKA PMII)
JAKUT”. Diskusi mengangkat isu-isu yang dekat dengan masyarakat sebagai
masukan untuk pemerintah. IKA PMII di wilayah lain juga dapat menjalankan hal yang sama,” ujar Ratunissa.
Merespons hal tersebut, Bendahara Umum PW IKA PMII DKI Jakarta, H. Sudarto, menyampaikan agar program tersebut dirumuskan secara konkret.
“Silakan rumuskan hasil diskusi hari ini sehingga menjadi program kerja yang konkret. PW IKA PMII DKI Jakarta akan siap memfasilitasi setiap kegiatan
yang diselenggarakan,” pungkasnya.