Radarjakarta.id I Sigli – Plt Kalapas Muhidfuddin beserta rombongan Pejabat dan pegawai Lapas Perempuan Kelas IIB Sigli melakukan kunjungan ke lokasi Rumoh Geudong di Gampong Bili Aron, Pidie sebagai tempat destinasi Presiden RI dan Menteri Minggu mendatang untuk melakukan penelusuran di daerah tersebut, Rabu (21/06/2023).
Sesampainya rombongan di lokasi tujuan terlihat beberapa pejabat dari instansi lainnya seperti Wakapolres Pidie, Pj Bupati Pidie, serta pejabat dan perangkat desa pidie juga turut berhadir disana. Di lokasi tersebut juga terlihat beberapa kendaraan berat yang sedang bekerja untuk menyiapkan tempat yang nanti nya akan di kunjungi oleh rombongan Presiden dan para menteri.
Rumoh Geudong dibangun pada tahun 1818 oleh Ampon Raja Lamkuta, uleebalang yang tinggal di Rumoh Raya yang berjarak sekitar 200 meter dari Rumoh Geudong. Semasa perang dengan Belanda, Rumoh Geudong sering digunakan sebagai pos pengatur strategi perang oleh Raja Lamkuta. Setelah Raja Lamkuta wafat, Rumoh Geudong ditempati oleh adiknya, Teuku Cut Ahmad, kemudian Teuku Keujren Rahmad, Teuku Keujren Husein, dan Teuku Keujren Gade.
Rumoh Geudong juga dijadikan sebagai basis perjuangan melawan tentara Jepang. Sejak masa Jepang hingga Indonesia merdeka, rumah itu dihuni oleh Teuku Raja Umar dan keturunannya, anak dari Teuku Keujreh Husein.
Saat Jakarta memberlakukan Operasi Militer di Aceh, pada April 1990, Rumoh Geudong ditempati sementara oleh tentara tanpa sepengetahuan pemiliknya. Saat itu, pemilik Rumoh Geudong sempat menyatakan keberatannya. Namun, pasukan pemerintah sudah membuat rumah itu sebagai lokasi tahanan.
Tragedi Rumoh Geudong adalah sebuah tragedi penyiksaan terhadap masyarakat Aceh yang dilakukan oleh aparat TNI (Kopasus) selama masa konflik Aceh (1989–1998). Tragedi ini terjadi di sebuah rumah tradisional Aceh yang djadikan sebagai markas TNI di Desa Bili, Kemukiman Aron, Kecamatan Glumpang Tiga, Kabupaten Pidie.
(Eva)*