Radarjakarta I Jakarta – Divisi Hubungan Internasional (Divhubinter) Polri mengungkap kasus penipuan atau scamming terbesar yang terjadi di Filipina. Kadiv Hubinter Polri Irjen Krishna Murti mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati terkait modus scamming.
“Jangan gampang tertipu scamming ya. Ada jaringan LN dengan modus sangat canggih. Ada jaringan dalam negeri kebanyakan pelaku dari Lapas,” ujar Irjen Krishna Murti dalam akun Isntagram @krishnamurti_bd91, dilihat Selasa (9/5/2023). Instagramnya Krishna Murti.
Krishna mengatakan Polri telah melakukan berbagai upaya untuk membongkar kasus scamming. Masyarakat diimbau lebih waspada dan tidak mudah terbujuk rayu.
“Tinggal kalian saja waspada jangan mudah terbujuk rayu. Biasanya habis ketipu cari kambing hitam menyalahkan orang lain. Termasuk menyalahkan polisi-polisi di Polsek yang tidak bisa mengungkap. Padahal kejahatan seperti ini ya lintas negara. Intinya kami sudah mengungkap banyak. Tapi kalian jangan tertipu lagi,” tuturnya.
Krishna juga meminta polisi di mana pun berada melayani dan menerima laporan jika ada laporan korban scamming.
Scamming di Filipina
Divisi Hubungan Internasional (Divhubinter) Polri mengungkap kasus penipuan atau scamming terbesar yang terjadi di Filipina. Operasi pengungkapan itu dilakukan Polri bersama otoritas penegak hukum Filipina.
“Atpol (Atase Polri) Manila mendampingi PNP (Kepolisian Nasional Filipina) telah melaksanakan rescue terhadap 1.000 lebih warga negara asing di Filipina, termasuk 155 WNI korban trafficking in person,” kata Krishna dalam keterangannya, Senin (8/5/2023).
Dia mengatakan operasi penyelamatan itu dilakukan pada Kamis (5/5), pukul 15.00 waktu setempat. Adapun lokasinya adalah di Clark Sun Valley Hub Corporation, Jose Abad Santos Avenue, Clark Freeport, Mabalacat, Pampanga.
Krishna menyebutkan bahwa Atase Polri, AKBP Retno, bekerja sama dengan Kepolisian Filipina dalam membongkar jaringan scamming internasional itu. Sebanyak 200 personel Kepolisian Nasional Filipina dilibatkan dalam operasi tersebut.
(Rul)*