Fenomena “Hujan Darah” di Iran: Keajaiban Alam atau Ilusi Optik?

banner 468x60

RADAR JAKARTA|Pulau Hormuz – Sebuah fenomena langka yang dijuluki “hujan darah” menjadi perbincangan hangat di media sosial setelah video yang merekam pantai berwarna merah seperti darah di Iran viral di Instagram. Video yang diunggah oleh akun @hormoz_omid ini telah menarik perhatian jutaan pengguna, dengan salah satu unggahannya disukai lebih dari satu juta orang.

Pantai Silver dan Red di Pulau Hormuz, Teluk Persia, tampak berubah menjadi merah terang setelah diguyur hujan lebat. Dalam rekaman tersebut, terlihat air berwarna merah mengalir dari tebing pantai ke laut di tengah derasnya hujan, sementara wisatawan berjas hujan berkumpul untuk menyaksikan kejadian ini. Beberapa video lainnya menunjukkan seorang pria berjalan di atas ombak merah pekat, yang bagi sebagian orang terlihat seperti hasil pemrosesan AI.

Sejumlah warganet pun memberikan beragam reaksi. “Ini benar-benar pulau yang unik,” tulis seorang pengguna. Yang lain menambahkan, “Kekuatan Tuhan… Betapa indah dan menakjubkan.”

Fenomena Ilmiah di Balik “Hujan Darah”

Meski tampak dramatis, fenomena ini bukanlah kejadian supranatural. Warna merah pada pantai di Pulau Hormuz disebabkan oleh tanah kaya oksida besi yang dikenal sebagai gelak. Saat hujan deras mengguyur tanah ini, mineral besi bercampur dengan air dan mengalir ke laut, menciptakan ilusi “hujan darah”.

Menurut Iran Tourism and Touring Organization, pasir di pantai ini memiliki kilauan logam yang semakin menawan saat matahari terbit atau terbenam. Fenomena ini bisa terjadi sepanjang tahun, tetapi tetap tergolong langka karena membutuhkan kombinasi hujan lebat dan kadar oksida besi tinggi di tanah sekitar.

Badan Pariwisata Iran juga menyebut bahwa tanah merah Hormuz memiliki nilai ekonomi tinggi dan telah diekspor selama bertahun-tahun untuk berbagai industri, termasuk pewarnaan, kosmetik, kaca, dan keramik. Bahkan, penduduk setempat memanfaatkan tanah ini dalam kuliner tradisional seperti sooragh, pasta ikan asam dan asin yang disantap dengan roti atau nasi.

Pulau Hormuz sendiri dikenal sebagai “Pulau Pelangi” karena lebih dari 70 jenis mineral yang terkandung di dalamnya. NASA Earth Observatory menjelaskan bahwa kombinasi tanah liat, karbonat, serpih, serta batuan vulkanik kaya zat besi menciptakan gradasi warna merah, kuning, dan jingga terang di berbagai bagian pulau ini.

Fenomena Serupa di Indonesia

Fenomena alam serupa juga dapat ditemukan di Indonesia, tepatnya di Pantai Pulau Merah, Banyuwangi. Pantai ini memiliki pasir putih lembut, air laut jernih, serta sebuah pulau kecil berwarna merah yang menjulang di lepas pantai.

Menurut General Manager Geopark Ijen, Abdillah Baraas, sejarah kawasan ini bermula dari tumbukan lempeng Indo-Australia dan Eurasia sekitar 66 juta tahun lalu, yang kemudian membentuk daratan serta pegunungan di kawasan tersebut. Aktivitas vulkanik yang pernah terjadi di daerah ini turut memperkaya kandungan mineral dalam tanah, termasuk batuan berwarna merah yang menjadi ikon Pantai Pulau Merah.

“Sayangnya, aktivitas vulkanik di selatan Banyuwangi terhenti sekitar empat juta tahun lalu. Namun, Pulau Merah masih menyimpan jejak batuan tertua yang dulu menjadi alas gunung di kawasan ini,” ujar Abdillah.

Baik fenomena “hujan darah” di Pulau Hormuz maupun Pantai Pulau Merah di Banyuwangi sama-sama menunjukkan bagaimana proses geologi dan mineralogi dapat menciptakan lanskap yang spektakuler. Sementara beberapa orang mungkin melihatnya sebagai kejadian mistis, ilmu pengetahuan memberikan penjelasan yang tak kalah menakjubkan tentang keajaiban alam ini. (*)

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60