Radarjakarta.id | MEDAN – Hidup terkadang memberikan ujian berat, bahkan kepada mereka yang masih terlalu muda untuk menghadapinya. Fauzan, bocah berusia 9 tahun yang seharusnya menikmati masa kecil dengan penuh keceriaan, kini harus memikul tanggung jawab yang besar. Tidak seperti anak-anak lain seusianya, Fauzan menghabiskan malam-malamnya di pinggir Jalan Marelan Raya, menjual sayur mayur demi membantu keluarganya bertahan hidup.
Fauzan adalah seorang siswa kelas 1 SD yang tinggal bersama ibunya di kawasan Pasar 1 Marelan. Sejak orang tuanya berpisah, Fauzan memutuskan untuk menjadi tulang punggung keluarga, membantu ibunya yang sibuk mengurus adik-adiknya yang masih kecil. Setiap malam, ia berjualan sayur seperti kangkung yang dihargai Rp1.000 per ikat dan sayur bening seharga Rp3.000 per bungkus, hanya beralaskan selembar goni plastik di tepi jalan.
“Aku jualan untuk bantu ibu dan bayar sekolah,” ungkap Fauzan dengan nada polos saat ditemui pada Kamis malam (23/01/2025). Wajahnya yang letih tidak mengurangi semangatnya untuk menyambut setiap pembeli yang datang.
Hidup Fauzan penuh perjuangan. Sebagai anak sulung dari sembilan bersaudara, ia merasa bertanggung jawab untuk membantu ibunya memenuhi kebutuhan keluarga. Fauzan tumbuh dalam kesederhanaan dan keterbatasan, namun hatinya besar. Ia tidak pernah mengeluh meski harus bergelut dengan debu dan hiruk-pikuk kendaraan yang melintas di jalan.
Tetangganya yang mengenal Fauzan sejak kecil mengungkapkan bahwa keluarga ini telah berpindah-pindah sejak kedua orang tuanya berpisah. Ibunya bekerja keras untuk merawat anak-anaknya, sementara ayah Fauzan sudah lama menghilang tanpa kabar.
Namun, di balik kisah yang menguras air mata ini, ada secercah kebaikan. Sesekali, pembeli memberikan uang lebih sebagai bentuk dukungan kepada Fauzan. Meski kecil, perhatian ini menjadi semangat bagi bocah tangguh tersebut untuk terus berjualan.
Fauzan adalah potret keteguhan hati dan perjuangan hidup. Dalam usianya yang belia, ia telah mengajarkan kita arti dari kerja keras, tanggung jawab, dan rasa syukur. Meski kondisi hidupnya sulit, Fauzan tetap berusaha melangkah maju, membuktikan bahwa semangat tidak pernah padam meski dalam keterbatasan.
Kisah Fauzan bukan hanya menyedihkan, tetapi juga menjadi inspirasi bagi banyak orang. Ia menunjukkan bahwa di tengah keterbatasan, kita bisa tetap berjuang dan menjadi pribadi yang kuat. Semoga kisah Fauzan dapat mengetuk hati banyak orang untuk saling peduli dan berbagi kepada mereka yang membutuhkan. | Ayla*