Radarjakarta.id | JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut gempa megathrust di Indonesia tinggal menunggu waktu.
Hal ini dikatakan oleh Daryono, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika(BMKG).
Daryono mengatakan kekhawatiran gempa Megathrust yang terjadi di SelatSunda M 8,7 dan Megathrust Mentawai-Siberut M 8,9.
Sebelumnya, gempa besar megathrust Nankai di Jepang Selatan pada 8 Agustus lalu ternyata sudah diprediksi oleh BMKG. Hal ini disampaikan oleh Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono.
“Hasil pemodelan tsunami oleh BMKG menunjukkan adanya status ancaman ‘waspada’ dengan tinggi tsunami kurang dari setengah meter dan akhirnya terkonfirmasi, memang tsunami terjadi di Pantai Miyazaki Jepang dengan ketinggian 31 cm dan tidak merusak,” kata Daryono, Minggu (11/8) lalu.
Untuk itu BMKG terus memberikan edukasi, pelatihan mitigasi, drill, evakuasi, berbasis pemodelan tsunami kepada pemerintah daerah, instansi terkait, masyarakat, pelaku usaha pariwisata pantai, industri pantai dan infrastruktur kritis pelabuhan dan bandara pantai yang dikemas dalam kegiatan Sekolah Lapang Gempa bumi dan Tsunami (SLG), BMKG Goes To School (BGTS) dan pembentukan masyarakat siaga tsunami (tsunami ready community).
“Harapan kita, semoga upaya kita dalam memitigasi bencana gempabumi dan tsunami dapat berhasil dengan dapat menekan sekecil mungkin risiko dampak bencana yang mungkin terjadi, bahkan hingga dapat menciptakan zero victim,” tutupnya.