TPNPB Klaim Serangan Maut di Yahukimo, 11 Pendulang Emas Tewas

banner 468x60

RADAR JAKARTA|Yahukimo  – Kelompok bersenjata yang menamakan diri sebagai Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) mengklaim bertanggung jawab atas serangan mematikan terhadap para pendulang emas di Kabupaten Yahukimo. Sebanyak 11 orang tewas dalam insiden yang terjadi pada 6 hingga 7 April 2025 tersebut.

Dalam pernyataan resmi yang dirilis Selasa malam, 8 April 2025, Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom menyatakan bahwa pihaknya menerima laporan dari Panglima TPNPB Yahukimo, Elkius Kobak, yang mengklaim telah membunuh 11 pendulang emas. Mereka dituding sebagai bagian dari jaringan intelijen aparat keamanan.

Serangan tersebut terjadi di area pendulangan Lokasi 22 dan Muara Kum, Yahukimo, Papua Pegunungan. Para korban mengalami luka akibat senjata tajam, tembakan, serta panah. Dari 11 korban, enam telah berhasil diidentifikasi: Aidil, Sahruddin, Ipar Stenli, Wawan, Feri, dan Bungsu. Lima korban lainnya masih dalam proses identifikasi.

Polisi Kecam Tindakan Brutal, Evakuasi Korban Dilakukan

Kepala Operasi Damai Cartenz 2025, Brigjen Pol Faizal Ramadhani, mengecam keras serangan brutal ini. Ia menyebut tindakan tersebut sebagai pelanggaran serius terhadap hak asasi manusia dan menegaskan bahwa aparat keamanan akan menindak tegas para pelaku.

“Kami sangat mengecam tindakan keji ini. Ini bukan hanya serangan terhadap warga sipil tak bersalah, tetapi juga bentuk nyata pelanggaran HAM. Satgas Operasi Damai Cartenz akan terus memburu pelaku dan memastikan keamanan masyarakat Papua tetap terjaga,” ujar Faizal dalam keterangan tertulis, Rabu, 9 April 2025.

Polri telah mengerahkan tim gabungan yang terdiri dari 15 personel Polres Asmat serta 11 personel dari Satgas Tindak dan Gakkum Ops Damai Cartenz. Tim tersebut kini berada di Kampung Mabul, Distrik Koroway, Kabupaten Asmat, untuk mengumpulkan keterangan saksi, memperdalam informasi, dan menyusun rencana evakuasi korban.

Upaya Penyelamatan dan Situasi Korban Selamat

Sebanyak 35 pendulang emas lainnya berhasil melarikan diri dan kini berada dalam perlindungan TNI-Polri di Kampung Mabul. Namun, delapan orang dilaporkan terpisah dari rombongan dan hingga kini belum diketahui keberadaannya.

Selain itu, dua warga sipil, yakni Dani dan istrinya Gebi, diduga masih disandera oleh kelompok bersenjata. Pada Rabu pagi, 9 April 2025, 12 pendulang emas lainnya berhasil menyelamatkan diri menggunakan speed boat dan tiba di Pelabuhan Logpon, Distrik Dekai.

Imbauan untuk Tetap Tenang dan Tidak Terprovokasi

Kasatgas Humas Ops Damai Cartenz 2025, Kombes Pol Yusuf Sutejo, mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak menyebarkan informasi yang belum terverifikasi. Ia menegaskan bahwa semua informasi resmi akan disampaikan secara berkala.

“Kami mengajak seluruh masyarakat untuk tidak terprovokasi oleh isu hoaks. Mari jaga stabilitas keamanan bersama. Informasi resmi akan kami rilis secara berkala berdasarkan data valid dan penyelidikan di lapangan,” kata Yusuf.

Komitmen Penegakan Hukum dan Keamanan

Satgas Ops Damai Cartenz berkomitmen untuk menindaklanjuti kasus ini secara hukum dengan pendekatan profesional. Aparat juga menegaskan akan terus melindungi masyarakat sipil dari ancaman kelompok bersenjata demi menciptakan stabilitas dan rasa aman di Papua.

Penyelidikan terhadap insiden ini terus berjalan. Polisi memastikan bahwa langkah-langkah hukum dan upaya kemanusiaan akan dilakukan secara terukur dan menyeluruh.

| Laporan: Lukas Sebastian*
Editor: Redaksi RadarJakarta

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60