RADAR JAKARTA | Jakarta – Epilepsi sering kali disalahpahami dan dikaitkan dengan istilah “ayan” di masyarakat. Tak jarang, penderita epilepsi mengalami stigma negatif akibat kurangnya pemahaman yang benar tentang kondisi ini. Padahal, epilepsi adalah gangguan neurologis yang dapat dikelola dengan pengobatan yang tepat dan bukanlah penyakit mistis atau kutukan seperti yang masih dipercayai oleh sebagian orang.
Epilepsi dan Mitos yang Beredar
Mitos yang berkembang di masyarakat tentang epilepsi sering kali tidak didukung oleh fakta medis. Beberapa di antaranya adalah:
- Epilepsi adalah Penyakit Menular
Ini adalah kesalahpahaman yang sangat umum. Epilepsi bukan penyakit menular dan tidak bisa ditularkan melalui kontak fisik atau udara. Epilepsi terjadi karena gangguan pada aktivitas listrik di otak. - Epilepsi Sama dengan Ayan
Dalam istilah awam, epilepsi sering disebut sebagai “ayan”. Namun, istilah “ayan” memiliki konotasi yang mengarah pada gangguan yang berhubungan dengan hal mistis. Dalam dunia medis, epilepsi adalah kondisi neurologis yang disebabkan oleh aktivitas listrik abnormal di otak dan dapat terjadi pada siapa saja, tanpa ada kaitannya dengan unsur gaib. - Penderita Epilepsi Tidak Bisa Hidup Normal
Banyak penderita epilepsi yang tetap bisa menjalani kehidupan normal dengan pengobatan yang tepat. Bahkan, banyak tokoh terkenal dalam sejarah seperti Napoleon Bonaparte dan Alfred Nobel diketahui menderita epilepsi namun tetap berprestasi. - Epilepsi Hanya Ditandai dengan Kejang
Tidak semua serangan epilepsi berupa kejang besar yang disertai dengan gerakan tubuh tak terkendali. Ada juga jenis epilepsi yang hanya menyebabkan tatapan kosong sesaat, kesadaran yang menurun, atau gerakan kecil yang berulang.
Epilepsi Bisa Dikelola dengan Baik
Epilepsi dapat dikontrol dengan obat antiepilepsi yang diresepkan oleh dokter spesialis. Selain itu, beberapa pasien mungkin juga memerlukan terapi tambahan seperti pola hidup sehat, manajemen stres, serta pemantauan medis berkala untuk memastikan kondisi tetap stabil.
Menghilangkan Stigma, Meningkatkan Kesadaran
Kesalahpahaman tentang epilepsi sering kali menyebabkan penderita mengalami diskriminasi dalam kehidupan sosial, pekerjaan, dan pendidikan. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan edukasi kepada masyarakat bahwa epilepsi adalah kondisi medis yang bisa dikelola dan bukan suatu hal yang harus ditakuti atau dijauhi.
Dengan memahami fakta yang benar, kita bisa membantu menghapus stigma dan memberikan dukungan yang lebih baik bagi mereka yang hidup dengan epilepsi. Epilepsi bukanlah ayan, melainkan kondisi medis yang membutuhkan penanganan yang tepat dan pemahaman yang lebih luas dari masyarakat.