RADAR JAKARTA|Jakarta – Komedian senior Nunung mengungkapkan perjuangannya dalam menghadapi kondisi ekonomi dan kesehatannya yang kian menantang. Demi mencukupi biaya pengobatan dan kehidupan sehari-hari, ia terpaksa menjual hampir seluruh asetnya, termasuk rumah dan properti lainnya. Kini, bersama sang suami, Iyan Sambiran, Nunung tinggal di sebuah kamar indekos di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan, sejak delapan bulan terakhir.
Menjual Aset Demi Bertahan Hidup
Keputusan menjual aset bukanlah hal baru bagi bintang Srimulat ini. Sejak menjalani rehabilitasi dan menghadapi pandemi COVID-19, ia sudah mulai melepas sejumlah propertinya.
“Sebetulnya, kalau jual-jual aset itu sudah lama. Dulu saat rehab, bersamaan dengan COVID-19, saya jual aset karena ada alasannya. Rumah dijual, kos-kosan juga dijual,” ujar Nunung saat hadir di acara Pagi Pagi Ambyar, Jakarta Selatan, Senin (24/2/2025).
Meskipun harus kehilangan banyak aset, Nunung menegaskan bahwa ia tidak malu dengan keputusannya. Menurutnya, hasil penjualan tersebut digunakan untuk membiayai kehidupan banyak orang, termasuk keluarganya.
“Saya juga menghidupi banyak orang dan saya nggak malu sudah jual aset seperti itu,” katanya tegas.
Perjuangan Melawan Penyakit
Di usia 61 tahun, Nunung masih harus rutin menjalani pengobatan. Ia diketahui menderita kanker payudara dan beberapa penyakit lain, termasuk diabetes dan GERD. Meskipun menggunakan BPJS, tidak semua obat yang ia butuhkan ditanggung oleh asuransi kesehatan tersebut.
“Setiap bulan saya harus rutin berobat, masih kontrol ke psikiater, sudah berjalan lebih dari 10 tahun. Gula darah, asam lambung, semua harus dicek secara berkala,” ungkapnya.
Beban biaya pengobatan yang tinggi membuatnya tidak bisa pensiun dari dunia hiburan, meskipun keinginannya untuk berhenti bekerja sudah ada sejak lama.
“Saya ingin menikmati masa tua, tetapi saya masih harus bekerja. Kalau tidak, saya tidak punya pemasukan untuk biaya berobat,” tuturnya.
Tinggal di Kos, Keputusan yang Mengejutkan
Keputusan Nunung dan suaminya untuk tinggal di indekos dengan biaya sewa Rp 3,2 juta per bulan sempat mengejutkan banyak orang di sekitarnya. Namun, bagi Nunung, hal itu bukan masalah besar selama urusan keluarga tetap berjalan dengan baik.
“Sebetulnya kenapa sih kos? Mungkin orang-orang kaget. Tapi bagi saya, yang penting keluarga tetap beres,” katanya.
Dari seluruh aset yang dijual, hanya satu yang masih ia pertahankan, yaitu rumah di Solo. Menurutnya, rumah tersebut adalah tempat tinggal bagi anak-anak dan keluarganya yang tidak mungkin ia lepaskan.
“Kalau sekarang mau dijual aset apa? Ada sih rumah di Solo, tapi nggak mungkin saya jual. Ada anak-anak dan keluarga di sana, mereka harus punya tempat tinggal,” jelasnya.
Beralih ke Bisnis Kuliner
Di tengah kondisi sulit, Nunung mencoba mencari sumber pendapatan baru. Dengan dorongan dari sahabatnya, Raffi Ahmad, ia membuka usaha kuliner bernama SONGOSENG by Mami Nunung di Solo.
“Raffi banyak bantu saat saya sakit. Dia juga yang pertama kali kasih ide untuk saya buka warung makan,” ungkapnya.
Bisnis ini menjadi harapan bagi Nunung dan keluarganya. Selain membantu perekonomian, usaha tersebut juga dikelola oleh keluarga besarnya di Solo, sehingga mereka memiliki sumber penghasilan yang stabil.
_”Alhamdulillah, warung makan berjalan lancar. Keluarga saya bisa. (*)
Nunung Jual Aset dan Tinggal di Kos: Perjuangan Hidup di Tengah Penyakit dan Krisis Ekonomi
