Program Makan Bergizi Gratis di Empat Lawang Dihentikan Sementara, Diduga Sebabkan Keracunan

banner 468x60

Ilustrasi.

RADAR JAKARTA| Sumsel – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SD Negeri Tebing Tinggi, Kabupaten Empat Lawang, dihentikan sementara setelah beberapa siswa mengalami sakit perut dan dilarikan ke Puskesmas usai menyantap makanan yang disediakan, Selasa (18/2/2025).

Bacaan Lainnya
banner 300x250

Selain itu, beredar video di media sosial yang menunjukkan adanya ulat putih kecil di wadah makanan berbahan stainless yang dibagikan kepada siswa. Dalam video tersebut, disebutkan bahwa beberapa ompreng berisi ulat, menyebabkan sebagian siswa enggan menyantap makanan. Buah pepaya yang disajikan juga disebut sudah masam.

“Izin komandan, memang banyak (ulat), bukan satu atau dua saja di makanan. Termasuk di buah pepaya juga ada,” ujar perekam video yang diunggah di akun Instagram @empatlawangterkini.

Pihak Terkait Bantah Temuan Ulat

Menanggapi isu ini, Ketua DPD Perkumpulan Penyelenggara Jasaboga Indonesia (PPJI) Sumsel sekaligus penanggung jawab dapur umum MBG, Evie Hadenli, membantah adanya ulat dalam menu yang disajikan.

“Saat kejadian, menu yang dibagikan adalah ikan fillet patin krispi, bihun goreng, tahu goreng, dan buah pepaya. Fillet patin yang tipis dan garing seperti kerupuk sangat mustahil mengandung belatung,” ujarnya, Rabu (19/2/2025).

Senada dengan Evie, Septa, perwakilan pihak katering, menjelaskan bahwa bahan pangan hewani seperti ayam, daging, dan telur bisa menjadi media berkembang biak kuman jika tidak dibersihkan dan dimasak dengan baik.

“Cara memasak yang kurang matang bisa menyebabkan makanan cepat basi dan berulat,” jelasnya.

Ia juga menambahkan bahwa jika sayuran atau buah yang baru dipetik masih memiliki ulat, justru menandakan bahwa bahan tersebut bebas dari pestisida. Namun, kebersihan tetap menjadi faktor utama dalam pengolahan makanan.

Penyelidikan oleh Pihak Berwenang

Program MBG di Kabupaten Empat Lawang baru berjalan dua hari sejak diluncurkan oleh Penjabat (Pj) Bupati, Ketua DPRD, dan Kapolres setempat. Namun, di hari kedua pelaksanaannya, delapan siswa SD Negeri 7 Tebing Tinggi mengeluh sakit perut dan dilarikan ke Puskesmas, diduga setelah mengonsumsi makanan yang disajikan dalam program tersebut.

Kapolres Empat Lawang, AKBP Abdul Aziz Septiadi, membenarkan adanya laporan terkait dugaan makanan basi dan temuan ulat dalam penyaluran MBG.

“Ya, benar. Ada laporan mengenai makanan yang diduga basi serta ditemukan ulat. Delapan siswa yang sudah mengonsumsi makanan tersebut mengalami sakit perut dan dibawa ke Puskesmas,” kata Abdul Aziz.

Sebanyak 3.092 paket makanan MBG didistribusikan di wilayah Tebing Tinggi pada hari kejadian. Pihak ketiga, yaitu Badan Gizi Nasional, bertanggung jawab atas penyediaan makanan dalam program ini.

Sebagai langkah lanjutan, sampel makanan telah dikirim ke Bidlabfor Polda Sumsel untuk diperiksa. Jika hasil uji laboratorium menunjukkan adanya kelalaian dalam penyajian makanan, pihak yang bertanggung jawab akan diproses sesuai hukum yang berlaku.

“Kita masih menunggu hasil pemeriksaan. Yang jelas, saat ini sudah ada delapan korban, yakni siswa kelas 3 dan 4 yang mengalami sakit perut setelah mengonsumsi makanan MBG,” tutup Abdul Aziz.***

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60