Menteri Transmigrasi: Perguruan Tinggi Kunci Sukses Pembangunan Kawasan Transmigrasi

Menteri Transmigrasi: Perguruan Tinggi Kunci Sukses Pembangunan Kawasan Transmigrasi
Menteri Transmigrasi Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara, Wakil Menteri Transmigrasi, serta pejabat terkait dari Kementerian Transmigrasi, bersama sejumlah Rektor dan perwakilan perguruan tinggi seperti ITB, UGM, UI, dan IPB.
banner 468x60

RADAR JAKARTA | Jakarta – Kementerian Transmigrasi menggelar silaturahmi dengan beberapa perguruan tinggi terkemuka di Indonesia dalam rangka membangun wilayah transmigrasi dan daerah tertinggal. Kamis, 13 Februari 2025.

Bertempat di Balai Makarti Muktitama, acara ini mengusung tema “Penajaman Program Transmigrasi Bersama Perguruan Tinggi & DIKTI TA 2025”. Hadir dalam acara tersebut Menteri Transmigrasi Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara, Wakil Menteri Transmigrasi, serta pejabat terkait dari Kementerian Transmigrasi, bersama sejumlah Rektor dan perwakilan perguruan tinggi seperti ITB, UGM, UI, dan IPB.

Bacaan Lainnya
banner 300x250

Dalam sambutannya, Menteri Iftitah menegaskan bahwa Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah, namun untuk mengelola potensi tersebut, diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang profesional dan terampil.

“Kami ingin kolaborasi dengan perguruan tinggi untuk menciptakan kawasan transmigrasi yang bukan hanya sebagai tempat pemukiman, tetapi juga sebagai pusat pertumbuhan yang menghasilkan SDM unggul,” ujar Iftitah.

Iftitah juga menjelaskan bahwa program transmigrasi saat ini tidak hanya fokus pada pemindahan penduduk, tetapi pada penataan desa dan persebaran penduduk yang merata.

Program ini juga mencakup pengembangan kawasan transmigrasi sebagai pusat pertumbuhan ekonomi yang terhubung dengan kawasan-kawasan ekonomi strategis, seperti Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan Kawasan Industri (KI). Selain itu, kawasan transmigrasi juga akan mendukung pembangunan Ibukota Nusantara (IKN) dan menjadi pusat produksi pangan.

“Ke depan, kawasan transmigrasi harus bertransformasi menjadi Kawasan Ekonomi Transmigrasi Terintegrasi (KETT), dengan fokus pada sektor-sektor seperti pertanian, pariwisata, industri, maritim, dan energi terbarukan,” tambahnya.

Perguruan tinggi diharapkan tidak hanya berperan dalam pembangunan SDM, tetapi juga dalam riset dan pengembangan teknologi yang dapat mendukung program transmigrasi. Kementerian Transmigrasi juga berencana memberikan beasiswa unggulan yang akan diarahkan untuk pengembangan kawasan transmigrasi, dengan tujuan menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan meningkatkan kualitas hidup di wilayah transmigrasi.

Rektor ITB, Prof. Dr. Ir. Tatacipta Dirgantara, menyambut baik ajakan Kementerian Transmigrasi dan mengusulkan program pengabdian masyarakat melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik yang dapat mendukung pembangunan di kawasan transmigrasi.

“Kami siap untuk mendukung program transmigrasi dengan melakukan identifikasi masalah dan mencari solusi yang tepat melalui riset dan pengabdian masyarakat,” ujarnya.

Prof. Suratman dari UGM juga mengungkapkan komitmennya untuk berkolaborasi dalam pembangunan transmigrasi melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi, yang meliputi pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

“Kami akan berkontribusi melalui riset teknologi, pengetahuan, serta menyiapkan lulusan yang siap untuk bekerja di kawasan transmigrasi,” jelasnya.

Sementara itu, Direktur Pengabdian Masyarakat UI, Dr. LG. Saraswati Putri, menekankan pentingnya pendekatan multikultural dalam program transmigrasi, mengingat adanya keberagaman sosial dan budaya di Indonesia. “Peran ibu-ibu di wilayah transmigrasi juga perlu ditingkatkan, karena mereka memiliki potensi besar dalam menggerakkan perekonomian lokal,” ujarnya.

Menteri Transmigrasi juga menekankan pentingnya menciptakan kawasan transmigrasi sebagai “sekolah lapangan” yang melibatkan perguruan tinggi dan para ahli

. “Kawasan transmigrasi harus menjadi tempat di mana mahasiswa dapat belajar langsung dari pengalaman dan memberikan kontribusi nyata melalui riset dan pengabdian mereka,” katanya.

Iftitah juga berharap bahwa kedepan akan ada program tugas belajar bagi mahasiswa yang mendapatkan beasiswa, sehingga mereka bisa terlibat langsung dalam pengembangan kawasan transmigrasi dan memberikan dampak positif bagi masyarakat.

Perwakilan dari berbagai perguruan tinggi, termasuk ITB, UGM, UI, dan IPB, menyambut antusias program ini. Mereka sepakat untuk membangun sinergi yang lebih kuat antara dunia pendidikan dan sektor transmigrasi untuk menciptakan solusi yang inovatif bagi pembangunan kawasan transmigrasi.

“Masing-masing perguruan tinggi memiliki potensi besar dalam mendukung program transmigrasi. Kami berencana untuk saling berbagi pengetahuan, riset, serta menciptakan program-program bersama yang akan mempercepat pembangunan kawasan transmigrasi,” ungkap Prof. Tatacipta.

Sebagai langkah lanjutan, Kementerian Transmigrasi akan terus berkoordinasi dengan perguruan tinggi untuk memastikan bahwa program transmigrasi berjalan sesuai dengan harapan, menciptakan kawasan yang tidak hanya berkembang, tetapi juga mandiri dan berkelanjutan. Ke depannya, kawasan transmigrasi diharapkan bisa menjadi pusat pertumbuhan yang membawa manfaat tidak hanya bagi transmigran, tetapi juga untuk ekonomi nasional.

“Dengan kolaborasi yang kuat antara Kementerian Transmigrasi dan perguruan tinggi, kami yakin kawasan transmigrasi bisa menjadi lebih baik dan siap berkontribusi pada pembangunan Indonesia,” tutup Menteri Iftitah.

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60