Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana
Radarjakarta.id | JAKARTA – Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana mengklaim program Makan Bergizi Gratis bisa membantu mengatasi kemiskinan lantaran membuka lapangan pekerjaan baru. Dadan menyebutkan bahwa biaya sebesar ratusan juta rupiah per bulan berasal dari “kantong hamba Allah.”
Hal tersebut disampaikannya dalam rapat dengan pendapat bersama Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Kamis (31/10/2024).
Uji coba program makan bergizi gratis telah berjalan selama sepuluh bulan, dengan pemerintah mendirikan 85 satuan layanan yang diproyeksikan akan menjalankan program tersebut secara resmi pada Januari 2025. Biaya yang dihabiskan untuk uji coba berkisar antara Rp 800 juta hingga Rp 900 juta per bulan.
“Bisa dihitung setiap bulan itu Rp 800 – 900 juta dikalikan sepuluh bulan, itu sudah berapa satuan layanan. Dan itu yang membiayai adalah hamba Allah,” kata Dadan.
Satuan pelayanan akan melayani 3.000 anak sekolah penerima makan gratis. Ini lebih lengkap dari dapur umum, yakni menjadi tempat memasak makanan sekaligus offtaker produk pertanian lokal.
“Kami sudah membangun hampir 85 (satuan pelayanan). Itu rata-rata untuk bangunan kurang lebih sekitar Rp1,2 (miliar) sampai Rp1,5 (miliar). Nanti peralatannya kurang lebih sekitar Rp700 (juta),” ungkap Dadan..
Dadan mengatakan uang sebanyak itu diambil dari anggaran Badan Gizi Nasional. Alokasi yang diterima Dadan Cs dari APBN adalah Rp71 triliun untuk pelaksanaan makan gratis di tahun pertama.
Dadan menjelaskan, pihaknya akan menggunakan tiga metode dalam menyalurkan makan bergizi gratis tersebut. Pertama, dengan membangun sentral kitchen.
“Jadi kami akan melayani seluruh targetnya melalui tiga metode, pertama adalah membangun sentral kitchen. Kedua, kami akan tempatnya sentral kitchen-nya di sekolah atau di pesantren, jika student boarding nya minimal 2 ribu,” sambung Dadan.
Metode ketiga yaitu menyalurkan makan bergizi gratis itu ke daerah-daerah terpencil yang sulit dijangkau. BGN kata dia, juga mempertimbangkan untuk memberikan makanan dengan proses vakum sehingga lebih tahan lama.
“Ketiga, kami akan melayani daerah-daerah terpencil yang sulit dijangkau dalam waktu setengah jam, bahkan ada daerah-daerah barang kali yang harus dijangkau dalam satu hari, nanti akan kami pikirkan menggunakan makanan yang saat itu sedang berkembang dengan vakum yang bisa bertahan selama satu tahun. Sehingga, kami bisa kirim sekali pengiriman dalam waktu satu minggu atau satu bulan sehingga makanan itu bisa tinggal dibuka, dimakan,” tandasnya.***