Radarjakarta.id | KUPANG – Viral soal ospek diduga mahasiswa di Politeknik Negeri Kupang seperti semi militer. Hal itu diketahui dari cuitan akun Twitter @heraloebss yang dibagikan pada Senin (28/10/2024).
Video yang memperlihatkan kegiatan ospek yang mengarah ke perpeloncoan atau demi. Militer. Para mahasiswa baru itu disuruh untuk tidur telentang di atas tanah dan sambil dibentak oleh seniornya.
dalam video viral itu terlihat beberapa mahasiswa sedang duduk dan tiarap di pinggir pantai. Seorang mahasiswi senior, CM, terdengar membentak-bentak mahasiswa baru tersebut.
Namun yang paling mencuri perhatian adalah kala mahasiswa baru tersebut ingin memberikan bantahan atas perintah sang senior dengan bicara baik-baik.
Tak terima hal tersebut, sang senior pun berteriak bahwa apa yang dirasakan maba tersebut tak lebih dari perlakuan yang didapatkannya di masa lalu.
“Lu diam. Dulu Katong juga kena. Karmana lu pulang, ambil lu pu tas, pulang. Ame sudah, sekarang juga lu pulang,” kata seorang mahasiswi senior tersebut.
Bahkan sang senior pun teriak bahwa apa yang dirasakan maba tersebut tak lebih dari perlakuan yang didapatkannya di masa lalu.
Narasi pada video itu menyebutkan bahwa sang senior memaksa juniornya minum oli karena dinilai terlalu manja sebagai mahasiswa.
“Katamu jangan bantah, karena dulu kami juga gini, kami minum oli, kamu tak ada minum oli, rasakan oli,” ucapnya.
“Masa kalian berbeda dengan masa kami yang dulu bahkan disuruh minum oli,” kata CM dalam video unggahan itu.
Sontak aksi mahasiswi senior yang mengenakan almamater biru itu mendapat kecaman dari netizen. Menurut mereka, bimbingan yang dilakukan ada metode pendisiplinan yang tak masuk akal.
“Tahun kapan ini? 2024? Kok masih ada ya kasus perpeloncoan?” tulis salah satu netizen, mengungkapkan keheranannya.
Kasus ini kembali menyoroti perlunya reformasi dalam sistem ospek di perguruan tinggi, serta pentingnya menciptakan lingkungan yang lebih positif dan mendukung bagi mahasiswa baru.
Perlakuan kasar semacam ini berpotensi menciptakan trauma dan berdampak negatif bagi perkembangan mereka di dunia akademis.***