Bongkar! Pungli di Rutan KPK, Tahanan Belum Bayar Bulanan Dipersulit Sholat Jumat

banner 468x60

Ilustrasi.

Radarjakarta.id | JAKARTA – Pungutan liar (pungli) di rumah tahanan (rutan) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) makin terkuak. Iming-iming fasilitas mewah kepada para tahanan. Diantaranya percepatan masa isolasi, layanan menggunakan handphone dan powerbank, hingga informasi sidak.

Bacaan Lainnya
banner 300x250

Di sisi lain, bagi tahanan yang tidak mau setor ‘iuran bulanan’ maka berbagai hal tak baik menanti. Ada yang dilarang ibadah salat jumat. Bahkan, pernah menjalani isolasi selama 14 hari ketika menjadi tahanan.

Padahal tahanan lain hanya menjalani isolasi selama 1-2 hari. Agar ‘aman’ di rutan KPK, tahanan mengaku menyetor hingga Rp 145 juta. Nominal bulanannya bervariasi, empat bulan pertama adalah Rp 20 juta, hingga kemudian terus turun menjadi Rp 5 juta/bulan.

Diketahui, 15 mantan pegawai Rutan KPK didakwa melakukan pungli di lingkungan Rutan KPK. Praktik pungli terhadap para narapidana di Rutan KPK itu disebut mencapai Rp 6,3 miliar.

Eks Terpidana korupsi pembangunan kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) di Sulawesi Utara Dono Purwoko mengaku sempat dilarang salat Jumat ketika ditahan di Rutan KPK cabang Pomdam Jaya Guntur.

Dono merupakan salah satu saksi yang dihadirkan oleh jaksa penuntut umum (JPU) dalam sidang kasus pungli di Rutan KPK, Senin (2/9/2024).

Hal itu ia diungkap saat menjadi saksi kasus dugaan pungli di rutan KPK.  Awalnya, Jaksa menanyakan Dono soal ada atau tidaknya ancaman saat dirinya belum membayar ‘setoran bulanan’.

Di ruang sidang, Dono mengaku tidak mendapat ancaman. Namun, ia menyebutkan dipersulit untuk menunaikan Sholat Jumat.

“Tidak, tidak pernah mengancam itu, tapi yang jelas saya mengalami ketika sebelum dipanggil itu saya jumatan gak bisa,” kata Dono di ruang sidang Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (2/9).

“Jadi menurut saya ini adalah suatu indikasi bahwa akan ada kerepotan-kerepotan atau masalah-masalah ketika nanti berproses hukum menghadapi masalah saya ini,” sambungnya.

Kendati begitu, ia sempat menyampaikan protes terhadap petugas yang menghalanginya. Akhirnya pun ia diperbolehkan untuk Sholat Jumat.

“Karena belum bayar terus untuk beribadah Jumatan juga dipersulit, gitu?” tanya Jaksa.

“Iya, walaupun akhirnya dikeluarkan (diizinkan Sholat Jumat),” jawab Dono.

Setelah itu, Dono mengaku rutin melakukan pembayaran setiap bulannya. Setelahnya, ia tidak lagi dihalangi untuk Sholat Jumat. (*)

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60