Radarjakarta.id | JAKARTA – Media sosial belakangan ini dihebohkan dengan sebuah video viral yang memperlihatkanĀ seorang bocah SMP menjadi korban bullying atau perundungan temannya sendiri. Korban dianiaya hingga pingsan.
Video viral tersebut dibagikan akun X @hermant97658231. Diketahui peristiwa tersebut terjadi di salah satu SMP Negeri di Gowa, Sulawesi Selatan.
Dalam video berdurasi 34 detik itu terlihat seorang siswa memukuli temannya dari posisi berdiri hingga tersungkur di meja. Parahnya siswa yang lain ada di kelas tersebut tidak berusaha melerai atau menghentikan kekerasan tersebut.
Mereka melihat pertengkaran dua orang temannya yang sangat brutal hingga jatuh ke lantai.
Awalnya, korban terlihat dipukuli dalam posisi berdiri oleh temannya. Namun, tak lama kemudian, korban jatuh tersungkur ke lantai akibat pukulan yang bertubi-tubi.
Dalam video berdurasi 34 detik tersebut, terlihat jelas bagaimana pelaku dengan brutal menyerang korban tanpa ada seorang pun yang mencoba melerai.
Meski korban sudah terkapar dengan wajah lemas, pelaku terus menyerangnya, termasuk menendang kepala korban hingga pingsan.
Setelah korban tidak sadarkan diri, para siswa yang menyaksikan insiden itu terlihat panik, terutama saat menyadari korban mungkin mengalami cedera serius akibat tendangan terakhir yang membuat kepalanya terbentur lantai.
Plt Kasi Humas Polres Gowa, Ipda Udin Sibadu, membenarkan adanya video perundungan viral tersebut.
Menurutnya, peristiwa tersebut terjadi dua minggu lalu dan telah diselesaikan secara internal oleh pihak sekolah.
“Iya, itu kejadiannya sudah dua minggu lalu dan sudah didamaikan oleh pihak sekolah,” ujar Udin, Rabu (28/8/2024).
Menurut Udin, pihak Polres Gowa tidak menerima laporan resmi terkait peristiwa bullying tersebut.
Udin menuturkan, permasalahan ini diselesaikan oleh pihak internal sekolah bersama guru Bimbingan dan Konseling (BK).
Udin membeberkan kejadian tersebut dipicu oleh kesalahpahaman antara siswa.
“Itu untuk sementara pihak sekolah yang menyelesaikan, biasa yang begitu kalau anak-anak masalah kesalahpahaman,” pungkasnya.(*)