AstraPay Dorong Kemajuan Sistem Pembayaran Lewat Program Literasi Keuangan Digital

banner 468x60

Dari Kiri ke Kanan : Yulian Warman – GFC Co-Leader Corporate Communication, ESR, & ESG Astra Financial; Peter Jacobs – Komisaris AstraPay; Rina Apriana – CEO AstraPay; Diana Yumanita – Kepala Grup Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen Bank Indonesia, Chief Marketing Officer (CMO) AstraPay – Reny Futsiyama.

Radarjakarta.id | JAKARTA – AstraPay, salah satu penyedia layanan dompet digital di bawah naungan Grup Astra dan bagian dari Astra Financial menggelar Dialog Inspiratif AstraPay yang berlangsung di Toyota Auto2000 Sudirman, Menara Astra, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Rabu, (13/6/2024).

Acara yang mengusung tema “Pengembangan Literasi Keuangan Digital Berbasis QRIS: Pendekatan Inovatif untuk Wilayah Indonesia” ini merupakan upaya Astra Pay untuk memberikan kontribusi dalam mendorong peningkatan pemahaman literasi keuangan digital bagi masyarakat.

Kepala Grup Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen Bank Indonesia, Diana Yumanita yang hadir sebagai keynote speaker dalam dialog tersebut mengatakan di tengah pesatnya perkembangan sistem pembayaran digital saat ini, tentu literasi keuangan digital menjadi tantangan yang perlu diatasi.

“Literasi keuangan digital menjadi sangat penting agar masyarakat dapat memahami manfaat dan hal-hal lain yang perlu diperhatikan dari penggunaan sistem pembayaran digital. Tanpa pemahaman yang memadai, masyarakat bisa rentan terhadap penipuan, penyalahgunaan data, dan masalah keamanan lainnya,” kata Diana dalam paparannya, Rabu (13/6/2024).

Menurut Diana, Bank Indonesia telah melakukan berbagai inisiatif untuk mendorong kemajuan sistem pembayaran digital pada optimalisasi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di Indonesia. Salah satu kelebihan yang sudah bisa dirasakan adalah transaksi menggunakan QRIS dapat dilakukan di lintas negara, seperti di Malaysia, Thailand, dan yang terbaru di Singapura.

Meski demikian, Diana menyebutkan bahwa saat ini masih terdapat gap antara tingkat literasi dan inklusi keuangan di Indonesia.

“Rendahnya tingkat literasi tersebut, tentu dibutuhkan kolaborasi dari seluruh pihak untuk bisa mendorong pemahaman literasi keuangan yang lebih baik ke depannya,” ujar dia.

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengarahkan kebijakan sistem pembayaran melalui penguatan literasi digital serta manajemen risiko bagi penyelenggara dan masyarakat.

“Sistem pembayaran digital di Indonesia diharapkan dapat terus semakin kuat, karena sangat memberikan dampak positif bagi perekonomian di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari volume transaksi QRIS yang mencapai Rp459,4 triliun pada tahun 2023,” ungkap Diana.

Sementara itu, Komisaris AstraPay sekaligus Penggiat Digital Payment, Peter Jacobs dalam sambutannya menyampaikan, kehadiran Bank Indonesia sebagai regulator sistem pembayaran Indonesia pada program acara yang diinisiasi oleh AstraPay sebagai salah satu pelaku usaha jasa keuangan merupakan bentuk keseriusan pada kolaborasi positif yang mendukung peningkatan pemahaman keuangan yang baik bagi masyarakat.

“Pemahaman terhadap literasi keuangan digital yang baik tentunya akan membantu masyarakat dalam memilih produk layanan digital, terhindar dari segala bentuk penipuan dan ancaman digital, dan meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dari penyedia layanan keuangan,” ujar Peter.

Lebih lanjut, Peter mengatakan bahwa berkembangnya QRIS saat ini seharusnya dapat menjadi momentum untuk dibuatkannya literasi keuangan digital. “Literasi dalam hal ini berkaitan dengan meningkatnya pemahaman masyarakat dalam cara menggunakan QRIS, memahami jenis-jenis QRIS yang berlaku, dan pastinya terhindar dari modus penipuan menggunakan QRIS palsu,” kata Peter.

Turut hadir Chief Executive Officer (CEO) AstraPay, Rina Apriana yang juga menjadi speaker dalam acara tersebut. Rina menyebutkan bahwa AstraPay sebagai perusahaan penyedia layanan dompet digital memainkan peran penting dalam ekosistem pembayaran digital yang semakin berkembang.

“Dengan meningkatnya adopsi teknologi keuangan, penggunaan QRIS sebagai salah satu metode pembayaran digital juga semakin meluas dengan kemudahan dan kecepatan bertransaksi yang ditawarkan. AstraPay turut hadir mendukung optimalisasi penggunaan QRIS yang lebih masif untuk sejumlah merchant khususnya bagi para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM),” tutur Rina.

Sementara itu, Rina menyebutkan total pengguna AstraPay sampai dengan Mei 2024 sudah mencapai lebih dari 13 juta pengguna dengan jumlah transaksi yang telah mencapai 32 juta kali serta pencapaian Gross Transaction Value (GTV) yang mencapai Rp19,03 triliun pada periode Januari–Mei 2024.

“Sampai dengan akhir tahun 2024 nanti, AstraPay menargetkan 15 juta pengguna dengan jumlah transaksi yang kami targetkan sebesar 32 juta kali serta dengan GTV yang ditargetkan mencapai Rp52,59 triliun,” pungkas Rina.

AstraPay sebagai pelaku usaha jasa keuangan (PUJK) juga memiliki peranan penting dalam mendukung peningkatan pemahaman sistem pembayaran digital untuk mendukung perkembangan dan inovasi sistem pembayaran yang sehat dan berkelanjutan.

AstraPay meyakini bahwa masyarakat yang memiliki pemahaman baik mengenai produk dan layanan keuangan dan pembayaran digital yang baik dapat berhati-hati dalam setiap pengelolaan keuangan digital yang cerdas.|Ilham*

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60