Penembakan Bermotif Rasial, 3 Tewas

banner 468x60

Radarjakarta.id | Florida – Sebanyak tiga orang tewas dalam insiden penembakan di Jacksonville, Florida, AS pada Sabtu (26/8/2023). Penembakan terjadi di toko Dollar General. Sheriff Jacksonville T.K. Waters menggambarkan pelaku berkulit putih dan berusia 20-an. Alasan rasial jadi motif penembakan.

“Penembakan ini bermotif rasial dan dia membenci orang kulit hitam,” kata Waters.

Korban tewas akibat penembakan semua orang kulit hitam yang terdiri dari dua pria dan satu wanita. Usai melakukan aksinya, pelaku bunuh diri.

Dari keterangan Waters, penembak tinggal di Clay County, Florida, selatan Jacksonville bersama orang tuanya. Pelaku sempat memberitahu ayahnya via pesan singkat untuk “memeriksa komputernya”.

Sang ayah pun menemukan dokumen yang disebut Waters sebagai manifesto dan memanggil pihak berwenang.

Akan tetapi, saat pihak berwenang diinformasikan mengenai manifesto tersebut, pelaku sudah memulai serangan di Dollar General.

Penembakan dilakukan setelah jam 1 siang waktu setempat. Di daerah sana terdapat kampus yang secara historis merupakan sekolah anak kulit hitam. Waters berkata pelaku sempat terlihat di kampus tapi beruntung tak ada pelajar yang terluka.

“Dia mengambil kesempatan itu untuk mengenakan rompi antipeluru dan masker di luar, lalu melanjutkan ke toko tempat dia melakukan tindakan mengerikan ini,” jelasnya.

Sementara itu, walikota Jacksonville Donna Deegan berkata pelaku membarikade dirinya di dalam toko setelah serangan. Belum ada keterangan pasti apa korban ditembak di dalam atau luar toko.

Pelaku mengenakan rompi taktis dan masker selama serangan. Dia menggunakan senapan model AR-15 dan pistol.

Di sisi lain, Sherri Onks, agen khusus yang bertanggung jawab di kantor FBI di Jacksonville menilai ini merupakan kejahatan rasial.

“Kami telah membuka penyelidikan hak-hak sipil federal dan kami akan menganggap insiden ini sebagai kejahatan rasial,” kata Onks.

Pihak berwenang secara resmi belum mengidentifikasi tersangka tetapi telah kontak dengan orang tua. Rupanya pelaku sebelumnya pernah berurusan dengan hukum.

Dia menjadi subjek panggilan penegakan hukum pada 2017 berdasar Undang-Undang Baker. Undang-undang ini memungkinkan orang ditahan dan menjalani pemeriksaan hingga 72 jam selama krisis kesehatan mental.

Waters tidak memberikan rincian penyebab pelaku dikaitkan dengan undang-undang tersebut. Dia berkata biasanya orang yang ditahan berdasar UU Baker tidak berhak membeli senjata api. | Red*

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60